Salin Artikel

5 Fakta Baru Karhutla di Riau, Ganggu Jarak Pandang Warga hingga Kesulitan Air

KOMPAS.com - Dampak kebakarah hutan dan lahan (karhutla) di Riau mulai dirasakan warga di Pekanbaru.

Kabut asap cukup pekat, yang mengganggu jarak pandang pengendara di jalanan. Akibatnya, tampak banyak pengendara sepeda motor mengenakan masker.

Menurut Kepala Manggala Agni Daops Siak Ihsan Abdillah, kebakaran lahan terjadi di areal PT Wahana Subur Sawit Indah dan PT Gelora Sawit Makmur. Luas lahan yang terbakar di kawasan perusahaan sawit itu mencapai 20 hektar.

Baca fakta lengkapnya:

Yutima Cebua (40), warga Kecamatan Tampan, Pekanbaru, mengaku kaget saat keluar rumah melihat kabut asap.

"Tadi saya pas mau ke pusat kota kabut asap parah. Ini kan kabut asap kebakaran hutan. Enggak mungkin asap dapur sampai merebak kayak gini," ucap Yutima, saat ditemui Kompas.com, di Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, Kamis.

Dia mengaku, jarak pandangnya terganggu akibat asap tersebut. Asap ini juga terasa menyengat.

"Bau gambut terasa di hidung. Menyengat baunya. Saya bawa motor jadi terganggu," ujar Yutima.

Dirinya berharap pemerintah segera mengatasi bencana karhutla tersebut.

Pantauan Kompas.com, kondisi kabut asap di Pekanbaru cukup pekat. Terlihat banyak pengendara yang sudah mengenakan masker.

Hingga saat ini, tim satgas Karhutla Riau masih berjibaku memadamkan api karhutla di sejumlah wilayah.

Dua wilayah di antaranya, Kabupaten Siak dan Pelalawan. Kebakaran gambut ini mengeluarkan asap.

Bahkan, menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Riau, Edwar Sanger, karhutla di Pelalawan sulit dipadamkan.

"Ada satu titik api di Pelalawan yang tidak bisa dijangkau tim darat. Tidak ada akses, karena semak belukar dan rawa. Sehingga kami kirim satu heli water bombing," kata Edwar Sanger pada Kompas.com, Selasa (23/7/2019) lalu.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi empat titik panas (hotspot) di Riau, pada hari Kamis (25/7/2019).

Empat titik panas itu terdapat dua titik di Kabupaten Pelalawan dan dua titik di Siak.

BMKG juga mencatat, jarak pandang mendatar di Kota Pekanbaru enam kilometer. Selain itu, Kota Dumai dan Pelalawan, jarak pandang juga enam kilometer.
Namun, di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) jarak pandang lima kilometer dan udara kabur.

Ihsan Abdillah mengatakan, kebakaran lahan terjadi di areal PT Wahana Subur Sawit Indah dan PT Gelora Sawit Makmur, mencapai 20 hektar.

"Kalau kita lihat dari peta izinnya, lahan kedua perusahaan ini berbatasan. Api awalnya dari lahan PT Wahana Subur Sawit Indah lalu meluas ke lahan PT Gelora Sawit Makmur," sebut Ihsan pada Kompas.com, Kamis (25/7/2019).

Dia memperkirakan, luas lahan yang terbakar di kawasan perusahaan sawit itu mencapai 20 hektar.

"Perkiraan kita saat ini 20 hektar. Tapi tidak menutup kemungkinan akan bisa bertambah, karena api belum berhasil kita padamkan," akui Ihsan.

Selain tim darat, tambah dia, satu unit helikopter BNPB juga membantu water bombing.

Lebih lanjut, Ihsan menjelaskan, kebakaran lahan perusahaan ini terjadi sejak Jumat (19/7/2019) lalu. Hingga saat ini, kebakaran sudah dilakukan sejak lima hari terakhir.

"Lahan yang terbakar ini sebagian sudah ditanam sawit, dan sebagian ada yang hendak dibuka," kata Ihsan.

Dia menambahkan, kesulitan memadamkan api disebabkan beberapa faktor, seperti sumber air terbatas, cuaca panas dan kabut asap cukup parah di lokasi kebakaran.

"Sumber air terbatas, sehingga kami terpaksa sering berpindah-pindah mencari air. Tadi kita membuat embung dengan menyekat kanal," kata Ihsan.

Sumber: KOMPAS.com (Idon Tanjung)

https://regional.kompas.com/read/2019/07/27/08110081/5-fakta-baru-karhutla-di-riau-ganggu-jarak-pandang-warga-hingga-kesulitan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke