Salin Artikel

Mengenal Aplikasi Rapel, Solusi Milenial Mengelola dan Membuang Sampah

Lewat aplikasi Rapel, ini masyarakat dapat mengelola dan membuang sampah dengan mudah.

Sekti Mulatsih salah satu penggagas Rapel menceritakan awalnya pada 2015 melakukan survei di Yogyakarta.

Survei ini untuk melihat apakah Perda Nomor 3 Tahun 2013 tentang Pengolahan Sampah Rumah Tangga dijalankan oleh masyarakat.

Dari hasil survei itu sebagian besar mengetahui tentang adanya perda, tetapi belum menjalankan dengan memilah-milah sampah. Semua jenis sampah masih dijadikan satu.

Dari situlah muncul ide untuk mengkampanyekan pengelolaan sampah rumah tangga, di mana sejak dari rumah sampah-sampah sudah dipilah-pilah berdasarkan jenisnya.

"Kami muncul ide untuk kampanye agar sejak dari rumah sampah sudah dipilah-pilah sesuai jenisnya. Karena sampah itu berbeda-beda dan setiap jenisnya memiliki harga berbeda," ujar Sekti, saat ditemui Kompas.com, Jumat (14/6/2019).

Aplikasi ini dipilih karena saat ini semua orang termasuk ibu-ibu rumah tangga sudah menggunakan smartphone.

Setelah melalui proses yang cukup panjang, aplikasi Rapel resmi dilucurkan pada tahun 2019 di Yogyakarta. Dipilihnya Yogyakarta bukanya tanpa pertimbangan.

Masyarakat Yogyakarta dinilai paling siap untuk menerima perubahan. Termasuk menerima kehadiran Rapel, sebagai solusi milenial pengelolaan sampah.

Selain itu, juga solusi membuang sampah rumah tangga.

"Sekarang baru di wilayah perkotaan Yogyakarta. Harapan kami, ke depan bisa merambah ke kota lain," tutur dia.

Aplikasi Rapel, cara asyik membuang sampah

Setiap masyarakat di Yogyakarta dapat menggunakan aplikasi Rapel ini. Aplikasi Rapel dapat diunduh di Google Play Store.

Salah satu penggagas Rapel, Yudho Indardjo mengatakan, di dalam aplikasi terdapat fitur yang berisi daftar jenis-jenis sampah lengkap dengan harganya.

Sehingga, masyarakat dapat memilah sampah sesuai dengan yang ada di fitur aplikasi Rapel.

"Harganya itu selalu update setiap ada perubahan. Kami kerja sama dengan pengepul tentang harga setiap jenis sampah," ucap dia.

Di aplikasi Rapel, disediakan dua pilihan bagi masyarakat. Pertama, sebagai user atau orang yang ingin membuang sampah.

Kedua, sebagai kolektor atau orang yang mengambil sampah yang dibuang oleh user.

Yudho melanjutkan, user awalnya harus memilah sampah yang dimiliki sesuai dengan jenisnya. Setelah itu setiap jenisnya di foto dan diunggah.

Pada unggahan tersebut harus dilengkapi dengan jenis sampah, termasuk berat estimasinya.

"Diposting istilahnya sampah itu ditawarkan. Nah, kalau GPS-nya hidup nanti akan langsung muncul di mana lokasi sampah itu berada," ungkap dia.

Di sisi kolektor, lewat aplikasi Rapel ini bisa mengetahui sampah yang "ditawarkan" oleh para user. Selain itu, mengetahui jenis sampahnya, estimasi beratnya dan sekaligus harganya.

"Kolektor lalu klik booking sampah itu, datang ke lokasi dan mengecek apakah sama dengan yang diposting, lalu ditimbang lagi. Setelah itu, kolektor membeli sesuai harga yang telah ditentukan," ujar dia.

Kolektor ini bisa siapa saya termasuk tukang rosok. Diakuinya, untuk saat ini masih kekuarangan orang yang menjadi kolektor.

Sementara ini, baru ada sembilan kolektor yang di lapangan antara lain di Kasihan, Kabupaten Bantul, Depok Kabupaten Sleman dan Mlati, Kabupaten Sleman.

Harapanya, lanjut dia, minimal satu kecamatan ada satu kolektor. Sebab, jarak radius kolektor diaplikasi sejauh 5 km sampai 10 km.

"Kami masih kekuarangan, tetapi kami tidak ingin jumlah kolektor melampaui user. Saya takutnya ada yang menganggur dan rebutan, itu konflik sosialnya cukup tinggi," ujar dia.

Menurutnya, aplikasi ini juga menjadi peluang untuk tukang rosok. Keuntungan sebagai mitra kolektor, yakni tidak perlu berkeliling untuk mencari penjual sampah, lebih cepat mendapatkan barang dan telah terpilah, mendapatkan bonus atas kerja kolektor sesuai mekanisme, dan dihubungkan dengan pengepul sampah untuk membeli kembali sampah.

Prosedurnya mengisi formulir pendaftaran sebagai kolektor Rapel, mengisi surat perjanjian kerja sebagai kolektor Rapel, mengikuti pelatihan menggunakan aplikasi Rapel dan mengisi surat pernyataan harus mengikuti peraturan yang berlaku.

Bagi tukang rosok yang tidak memiliki smartphone dan ingin menjadi kolektor, maka akan difaslitasi. Mereka akan diberikan smartphone.

"Kami akan berikan smartphone. Tapi, nanti dari bonus yang didapat akan dipotong," ujar dia. 

https://regional.kompas.com/read/2019/06/17/07000041/mengenal-aplikasi-rapel-solusi-milenial-mengelola-dan-membuang-sampah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke