Salin Artikel

600 Pelajar Berkompetisi Jadi Ilmuwan Muda dalam Gramedia Science Olympic 2019

Mereka berasal dari sejumlah sekolah dasar negeri dan swasta di wilayah Cirebon, Indramayu, Kuningan, Majalengka, hingga Brebes dan Tegal, Jawa Tengah. Usai menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama-sama, panitia memberikan sejumlah media kit atau perangkat praktik kepada setiap kelompok.

Pantauan Kompas.com selama kegiatan berlangsung, satu kelompok masing-masing berisi tiga orang pelajar yang terbagi dalam dua kategori. Kategori A merupakan pelajar sekolah dasar yang duduk di bangku kelas tiga dan empat.

Sementara kategori B kelas lima dan enam. Mereka tampak sangat antusias mengikuti kompetisi.

Mereka langsung membuka kotak dan plastik yang berisi seluruh alat yang akan digunakan dalam pengerjaan praktik science olympic. Masing-masing alat yang dimiliki kelompok di kategori A dan B berbeda-beda.

Ahmad Hijrah peserta dari Sekolah Dasar Negeri Galunggung, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, mengaku sangat antusias dan bersemangat.

Dia bersama dua orang rekannya mempraktikan pembuatan balon udara, yakni sebuah rangkaian balon yang dapat menggerakan piringan CD secara manual.

“Kegiatannya sangat seru. Saya sangat semangat karena dapat ilmu, pengalaman, dan banyak teman dari sekolah lain. Harapanya, kami dapat memenangi juara satu kompetisi ini,” kata siswa yang masih duduk di bangku kelas lima SD itu.

Tak hanya Ahmad Hidayat, sejumlah pelajar juga mempraktikan berbagai hal percobaan, antara lain membuat kendaraan tanpa bahan bakar, dan lain sebagainya.

Teknis pengerjaannya yakni, panitia Gramedia Cipto memberikan soal yang jawabannya harus langsung dipraktikan menggunakan alat-alat yang sudah disediakan.

Rani Aswandi, Komite Sekolah Dasar Unggulan Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, mengatakan, ini merupakan kali ketiga SD Unggulan berpartisipasi dalam kegiatan Gramedia Science Olympic Cipto Kota Cirebon.

Tahun ini, dirinya membawa sebanyak 10 kelompok atau sebanyak 30 orang pelajar dari kelas tiga hingga kelas enam.

“Program ini sangat bagus dipromosikan ke sekolah-sekolah. Pengembangan siswa, satu untuk pengalaman siswa merasa mentalnya diuji dari kelas 3, 4, 5 dan 6. Kemudian, pernah kita juga mengirimkan science olympic di Bandung, dan alhamdulillah beberapa kali mendapat peringkat juara,” kata Rani.

Rani yang juga mengantar anaknya dalam Gramedia Science Olymic 2019 menilai, para pelajar mendapatkan banyak manfaat, pengetahuan, pengalaman, memacu kreaktivitas anak, untuk bisa lebih maju.

Para siswa mendapatkan pelajaran di luar pelajaran yang biasa diterima di sekolah.

Tri Guntoro, General Manager Regional Empat Gramedia menyampaikan, ini merupakan upaya Gramedia dalam menumbuhkembangkan sektor keilmuan Indonesia.

Targetnya, melalui Gramedia Science Olympic 2019 ini lahir ilmuwan-ilmuwan muda Indonesia, yang mengharumkan nama Indonesia di tingkat nasional dan internasional.

“Sarana bagi Gramedia dengan pihak sponsor dan banyak pihak lainya untuk menumbuhkan ilmu pengetahuan alam, khususnya science. Dan ini di Indonesia masih cukup memprihatinkan dibuktikan dengan jumlah ilmuan yang terbatas. Negara Indonesia sangat membutuhkan banyak ilmuan, dan ini bentuk kepeduilian kami, Gramedia untuk Indonesia,” ujar Tri, dalam kesempatan yang sama.

Kompetisi ini mengunggulkan tentang kemampuan generasi muda mengolah barang-barang, agar lebih positif dengan menggunakan ilmu alam.

Kota Cirebon, merupakan pembuka dari rangkaian Gramedia Science Olympic 2019 yang diselenggarakan di enam kota antara lain, Harapan Indah Bekasi, Palembang, Karawang, BSD Banten, dan Matraman.

Edi Sulistyo, Store Manager Gramedia Cipto Kota Cirebon menyebut, peserta tahun ini jauh lebih banyak di banding tahun lalu.

Ini merupakan bukti bahwa Gramedia Science Olympic 2019 yang diselengarakan Gramedia bekerja sama dengan banyak pihak, mendapatkan respons positif dari berbagai kalangan, terutama penyeleggara pendidikan.

“Mereka melakukan percobaan-percobaan dan itulah tingkat kreativitas masing-masing. Penilaianya adalah bagaimana mereka mencari solusi dari masalah-masalah yang ada dengan menggunakan alat yang tersedia. Tahun kemarin 300 dan sekarang mencapai 600 pelajar, bahkan sebagian sekolah masih datang untuk mendaftar namun karena kapastitas tempat terbatasi,” ungkap Edi.

Tri Guntoro, Edi Sulistyo, bersama sejumlah pihak lain akan melakukan tindak lanjut dari kegiatan ini, dengan merencakanan Gramedia Science Olympic tingkat nasional yang berkerja sama dengan banyak pihak, terutama ahli-ahli atau ilmuwan.

Semakin banyak pihak yang mendukung dan bekerja sama, tujuan mencari ilmuwan muda Indonesia ini akan lebih mudah terwujud.

https://regional.kompas.com/read/2019/01/19/23465771/600-pelajar-berkompetisi-jadi-ilmuwan-muda-dalam-gramedia-science-olympic

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke