Salin Artikel

Pertama di Indonesia, Galeri Batik Digital Diluncurkan di Solo


SOLO, KOMPAS.com - Yayasan Batik Indonesia (YBI) mengajak generasi milenial untuk mencintai batik sebagai warisan budaya tak benda di Indonesia.

Caranya, dengan meluncurkan galeri batik berbasis digital di Ndalem Gondosuli Kampung Laweyan, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Selasa (2/10/2018).

Ketua Bidang Humas dan Publikasi YBI Titiek Djoko Sumaryono mengatakan, galeri batik digital baru pertama kali diluncurkan di Indonesia.

Peluncuran galeri batik ini merupakan satu-satunya cara agar generasi milenial mau belajar mencintai batik.

"Anak-anak sekarang ini malas membuka buku tentang batik. Makanya kita ingin mengenalkan batik melalui digital. Anak-anak generasi milenial yang ingin belajar batik bisa mengakses melalui galeri batik di Ndalem Gondosuli," kata Titiek dalam peringatan Hari Batik Nasional (HBN) 2018 di Ndalem Gondosuli, Solo, Jawa Tengah.

Dia mengungkapkan, peluncuran galeri batik digital sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat.

"Kita harus memahami teknologi, kalau enggak, akan ketinggalan. Makanya kita harus mengikuti perkembangan dengan meluncurkan galeri batik berbasis digital. Di sini mereka bisa mengetahui asal usul batik, corak batik, dan motif batik dari lahir sampai meninggal serta penjelasnya. Sehingga mereka punya pengetahuan tentang batik," katanya.

Sementara alasan diluncurkannya galeri batik digital di Ndalem Gondosuli Kampung Laweyan, kata Titiek, karena batik pertama kali diperkenalkan di Solo sekitar tahun 1880an.

Di samping itu, Kampung Laweyan memiliki sejarah sebagai situs cagar budaya sekaligus kampung bersejarah penghasil batik.

"Galeri batik digital ini baru pertama di Indonesia tepatnya berada di Ndalem Gondosuli Kampung Laweyan, Solo. Diharapkan bisa menular di kota lain di Indonesia penghasil batik," kata dia.

Pemilik Ndalem Gondosuli Heru Notodiningrat mengungkapkan, alasan menjadikan Ndalem Gondosuli sebagai galeri batik berbasis digital agar generasi muda mau belajar tentang batik.

Pasalnya, galeri batik ini menjelaskan tentang pembelajaran membatik mulai dari lahir hingga meninggal.

"Kami terbuka siapa pun yang mau belajar tentang batik bisa datang ke sini. Karena tugas kami adalah untuk menguri-uri batik sebagai warisan budaya tak benda. Siapa pun yang mau belajar bisa mengaksesnya melalui galeri batik digital," ungkap Heru yang juga pemilik Batik Omah Laweyan.

Heru menjelaskan, peluncuran galeri batik digital sejalan dengan pencanangan pendidikan karakter oleh Presiden Joko Widodo. Masyarakat maupun generasi muda yang ingin belajar membantik bisa datang ke Ndalem Gondosuli.

https://regional.kompas.com/read/2018/10/03/11271271/pertama-di-indonesia-galeri-batik-digital-diluncurkan-di-solo

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke