Salin Artikel

5 Berita Terpopuler Nusantara, Kisah Bu Lurah hingga Kisah Petinju Valentinus Nahak

SOLO.KOMPAS.com - Valentinus Nahak adalah seorang petinju profesional. Hari demi hari dirinya berlatih untuk bisa berlaga di Asian Games 2018. Namun, kanker menggerogoti tubuhnya hingga memungkaskan ambisinya mengharumkan nama bangsa Indonesia. 

Sementara itu, seorang pelatih pasukan pengibar bendara (paskibraka) di Kota Palopo, meninggal dunia karena hipertensi. Kabar duka tersebut membuat puluhan anak asuhnya histeris saat berlatih baris berbaris, Sabtu (4/8/2018), di lapangan Pancasila.

Dua berita di atas menjadi berita terpopuler di Kompas.com minggu kemarin. Selain itu, kisah Ibu Lurah di Banyuwangi yang lolos dari percobaan pembunuhan masih diikuti perkembangannya oleh pembaca.

Berikut lima berita terpopuler di Kompas.com yang dimuat minggu kemarin.

1. Kematian Valentinus Nahak yang hendak berlaga di Asian Games 2018

Valentinus Nahak adalah petinju asal Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang dipersiapkan untuk mengikuti Asian Games 2018 nanti.

Nahak meninggal dunia akibat kanker kelenjar getah bening. Jenazah petinju berusia 22 tahun itu dijadwalkan akan dimakamkan di Desa Barene, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, pada Minggu (5/8/2018) esok.

Juru bicara keluarga Agustinus Nahak mengatakan, jenazah Valentinus dimakamkan besok karena masih harus menggelar ritual adat.

Baca berita selengkapnya di sini.

2. Nahak: "Maaf, Mbak. Aku sudah enggak kuat"

Perjuangan petinju Indonesia, Valentinus Nahak, untuk bisa mengharumkan nama Indonesia di ajang Asian Games harus kandas. Kanker kelenjar getah bening lebih dulu merenggut nyawanya. 

Nahak mengembuskan nafas terakhir setelah menjalani serangkaian perawatan medis di RSUP Sanglah pada Kamis (2/8/2018) sekitar pukul 19.35 Wita.

"Maaf, Mbak. Aku sudah enggak kuat," demikian ucapan terakhir Valentinus Nahak yang diingat kakak iparnya, Rini Mulyani (27).

Rini masih ingat betul, ucapan terakhir Valentinus ini diikuti permintaan agar keningnya dicium.

Rini tidak menyangka bahwa adik iparnya tercinta harus berpulang secepat itu. Padahal, keluarga sempat lega karena kondisi Valen sempat membaik.

Baca berita selengkapnya di sini

3. Puluhan anggota Paskibraka di Kota Palopo histeris

Puluhan anggota pasukan pengibar bendera ( Paskibra) tiba-tiba menangis histeris, dan sebagian pingsan, di Lapangan Pancasila, Kota Palopo, Sulawesi Selatan, Sabtu (4/8/2018).

Saat itu mereka sedang berlatih di Lapangan Pancasila pada sore hari. Suasana latihan berubah menjadi hujan tangis saat mereka mendapat kabar pelatih mereka, Pelda Nasrullah, meninggal dunia.

Suasana histeris tersebut segera menjadi perhatian masyarakat sekitar. Tidak hanya menangis sedih, namun sejumlah anggota paskibraka pingsan.

Komandan Distrik Militer (Dandim) 1403 Sawerigading, Letkol Inf M Imasfy, mengatakan, Pelda Nasrullah meninggal karena sakit hipertensi.

Nasrullah adalah pelatih Pasukan Paskibra untuk acara pengibaran bendera 17 Agustus mendatang.

Baca berita selengkapnya di sini

4. Ibu lurah berusia 53 tahun "survive" dua kali

Kisah Ibu Lurah yang berpura-pura mati untuk bisa lolos dari cengkeraman maut pelaku, benar-benar membuat pembaca penasaran untuk mengetahui ujung cerita.

Awal cerita, dirinya mendapat telepon dari pelaku yang berpura-pura mendapat "mandat" dari Gus Makki, Ketua PCNU di Banyuwangi, untuk meyediakan uang 60 juta.

Ibu lurah, Wilujeng Esti Utami (53), tersebut pun terjebak perangkap si pelaku. Nyawanya pun terancam. Tubuhnya menjadi bulan-bulanan pelaku di dalam mobil. Pelaku bersikeras ingin merebut uang 60 juta milik Ibu lurah.

Akting Ibu lurah pun manjur. Pelaku mengira Esti sudah sekarat dan akhirnya membuang Esti ke sungai untuk mengilangkan jejak. Sekali lagi, saat hendak tenggelam, nyawa Ibu lurah terselamatkan oleh warga di sekitar sungai. 

Baca berita selengkapnya  di sini.

5. Din Syamsuddin pun ingin "Nyawapres"

Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin, mengaku bersedia jika diminta menjadi calon wakil presiden mendampingi Presiden Joko Widodo dalam Pilpres 2019.

Seperti diketahui, nama Din memang masuk dalam bursa cawapres bagi Jokowi.

"Saya mendengar nama saya disebut-sebut, baik oleh kelompok tertentu maupun partai politik. Pada hemat saya, tentu saya menyikapinya dengan penuh rasa syukur. Manusiawi kalau saya tersanjung karena mendapat kehormatan dan penghormatan," kata Din saat menghadiri Muktamar XVIII Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jumat (3/8/2018).

Berita siapa calon pendamping Jokowi untuk Pilpres 2019 memang semakin menjadi sorotan bersamaan dengan masa pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden.

Baca berita selengkapnya di sini.

https://regional.kompas.com/read/2018/08/06/07300001/5-berita-terpopuler-nusantara-kisah-bu-lurah-hingga-kisah-petinju-valentinus

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke