Salin Artikel

"Bingung, Garam Kok Bisa Langka..."

Seorang pedagang di Pasar Nou, Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara, L Boru Hutauruk, mengatakan, kelangkaan garam terjadi sudah hampir lebih sebulan lalu, yang ada paling garam kemasan dari pabrik saja, dan itu pun tinggal sedikit lagi, di sejumlah pedagang di sini.

"Ini langkanya sudah hampir lebih sebulan, tidak tahu penyebabnya apa," katanya, Rabu (2/8/2017).

Hutauruk mengaku, selain langka, harganya di tingkat grosir maupun eceran naik hingga tiga kali lipat. Satu kemasan kecil garam yang biasa dijual Rp 1.000 per bungkus kini naik menjadi Rp 3.000 per bungkus.

"Bahkan ada yang menjual sampai dengan Rp 5.000 tergantung pedagangnya masing-masing. Yang jelas saat ini sulit cari garam," ucapnya.

Hal yang sama juga dikeluhkan seorang pembeli, Feberia Telaumbanua. Dia mengaku bingung saat stok garam di rumahnya. Dia sudah mencari ke warung langganan hingga ke pasar, semua stok habis.

"Tak biasanya garam cepat habis, bingung juga kok bisa langka, selama ini tidak pernah terjadi," ujar Feberia.

Dia mengaku kesulitan untuk mengurangi kadar garam dalam masakan di rumah.

"Meskipun mahal tetap harus beli. Sangat butuh dirumah, makanya cari ke pasar," katanya.

Di tempat berbeda, Wali Kota Gunungsitoli, Lakhomizaro Zebua, mengatakan bahwa kelangkaan ini terjadi di tingkat nasional.

”Kejadian ini sudah se-Nusantara, kami harap warga tetap bersabar dan saat ini sedang dicari solusi,” ungkap Lakhomizaro.

"Kita tidak boleh menyalahkan para produsen pengemasan yang ada di Kota Gunungsitoli, mereka juga sedang berusaha. Dengan kejadian ini akan dikoordinasikan dengan Kementerian terkait oleh dinas terkait nantinya, dan barulah kami dapat mengambil langkah-langkah kebijakan yang terbaik nantinya," tambahnya.

https://regional.kompas.com/read/2017/08/03/15012041/-bingung-garam-kok-bisa-langka--

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke