Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati TTS Komentari Proses Adat Penguburan Buaya

Kompas.com - 30/06/2017, 20:26 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

SOE, KOMPAS.com - Bupati Timor Tengah Selatan (TTS) Paul Mella mengomentari perlakuan istimewa yang diberikan warganya pada buaya sepanjang lima meter yang mati di Taman Bu'at, Kelurahan Karang Siri, Kecamatan Kota Soe, TTS, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Paul Mella mengatakan, keberadaan buaya tersebut di Taman Bu'at, sebagai hiburan dan sarana belajar bagi masyarakat Kota Soe, TTS maupun warga luar yang berkunjung.

"Kemarin saya minta untuk diperlakukan dengan baik dan saran saya agar dikubur saja. Tetapi sebelumnya harus dikonsultasikan lebih dahulu dengan KSDA Dinas Kehutanan," ujar Paul kepada Kompas.com, Jumat (30/6/2017) malam.

Paul menceritakan asal-usul buaya tersebut. Buaya yang sering dikasih makan Dinas Kehutanan ini berasal dari muara Sungai Noe Mina. Setelah pameran pembangunan di Kabupaten TTS pada 1987, buaya itu dilepas di salah satu kolam di kawasan Bu'at.

(Baca juga: Buaya Mati, Bangkainya Diselimuti Kain Adat dan Dijaga Warga hingga Begadang)

"Buaya itu dipelihara biasa-biasa saja. Baru setelah embung selesai dikerjakan, selanjutnya dilepas secara resmi oleh Bapak Tallo (Piet A Tallo Bupati TTS saat itu) pada tahun 1992," jelas Paul.

Hingga kini pihaknya belum berencana untuk memelihara lagi buaya di kawasan Bu'at. Sebelumnya diberitakan, buaya itu ditemukan mati di dalam sumur warga sedalam kurang lebih satu meter, Selasa (27/6/2017).

"Kemarin dia mau kejar seekor anjing untuk dimakan. Namun, pada saat hendak terkam, anjing itu menghindar sehingga buaya itu jatuh ke sumur dan langsung mati," kata Alexander Un warga Kelurahan Karang Sirih, Rabu (28/6/2017) malam.

Buaya tersebut, sambung Alexander, selama ini tinggal di kolam yang jaraknya sekitar tiga meter dari sumur. Sumur tersebut milik warga bernama Anone, yang biasa digunakan untuk menyiram sayur dan tanaman lainnya.

(Baca juga: Kenapa Warga TTS Perlakukan Buaya yang Mati dengan Istimewa?)

 

Menurut Alexander, warga dan tetua adat merasa kehilangan. Karena itu, berdasarkan kesepakatan yang melibatkan Anggota DPRD NTT Army Konay dan perwakilan pemerintah setempat, penguburan dilakukan seperti pemakaman manusia. 

Kompas TV Nikmati Wisata Eksotis Ditengah Para Buaya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com