Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantu Kelaparan di Afrika, Warga Sumut dan Aceh Kirim 225 Ton Beras

Kompas.com - 19/06/2017, 07:20 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Bencana kekeringan yang parah mengakibatkan jutaan warga Somalia dan Afrika dilanda kelaparan. Kondisi ini menggerakkan hati masyarakat untuk bergabung dalam gerakan Kapal Kemanusiaan yang dilakukan Aksi Cepat Tanggap (ACT).

Kapal kemanusiaan jilid dua yang mengangkut bantuan beras sebanyak 225 ton dari warga Sumatera Utara dan Aceh dilepas keberangkatannya ke Afrika oleh Gubernur Sumatera Utara Erry Nuradi dari Belawan International Container Terminal (BICT).

“Ini kegiatan mulia, membantu saudara kita yang sangat membutuhkan. Afrika sedang mengalami musibah kekeringan dan ribuan orang setiap harinya kelaparan,” kata Erry, Minggu (18/6/2017).

Erry mengimbau, di Ramadhan ini, umat Islam membantu saudaranya dengan menyalurkan zakat.

"Krisis pangan di Afrika menjadi perhatian bangsa di dunia. Kita bersyukur Sumut menjadi bagian dari itu. Ini menjadi cambuk bagi kita agar lebih berempati terhadap sesama, dengan zakat yang kita berikan, kita bisa berbagi dengan saudara kita yang membutuhkan,” ucapnya.

(Baca juga: Sri Lanka Krisis Pangan, Indonesia Kirim 5.000 Metrik Ton Beras)

 

Vice President ACT, Rini Mariani mengatakan, kapal yang dilepas gubernur merupakan Kapal Kemanusiaan jilid II.

Sebelumnya, Kapal Kemanusian jilid I yang berisi bantuan lebih dari 1.000 ton beras sudah berlayar dari pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya pada Sabtu (29/4/2017) dan tiba di Pelabuhan Mogadishu Somalia pada (5/6/2017) lalu.

Pasca pengiriman bantuan Kapal Kemanusiaan jilid I, Provinsi Sumut dan Aceh dalam waktu dua bulan dapat mengumpulkan bantuan untuk masyarakat Afrika sebanyak 225 ton beras.

“Sumut dan Aceh adalah dua provinsi terbaik dalam penggalangan bantuan untuk Afrika,” kata Rini.

Keberangkatan Kapal Kemanusiaan di area Sumatera ada sembilan kontainer beras. Terdiri dari gudang beras milik masyarakat Aceh sebanyak enam kontainer dan selebihnya beras dari gudang Sumatera Utara.

Keberangkatan Kapal Kemanusiaan jilid II ini dibagi dalam tiga kelompok berlayar yang diberangkatkan secara serentak. Namun, pelayaran dalam jumlah paling besar sebanyak 225 ton beras merupakan pelayaran yang dilepas di Pelabuhan Belawan.

(Baca juga: Dikepung ISIS, Warga Fallujah Hadapi Krisis Pangan yang Kian Memburuk)

Sementara dua pelayaran lainnya dilepas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dan pelabuhan Perak Surabaya.

“Kemanusiaan tidak mengenal batas wilayah. Bantuan ini membuktikan kalau kita masih memiliki jiwa kemanusiaan yang luar biasa. Sebab bangsa yang besar bukanlah bangsa yang kaya raya tapi bangsa yang siap membantu jika ada negara yang membutuhkan,” ujar Rini.

GM BICT PT Pelindo I, Aris Zulkarnain menambahkan, pihaknya sangat mendukung gerakan Kapal Kemanusiaan ini. Bahkan ia berharap bisa dilakukan secara berkesinambungan.

“Kami dari BICT bersedia memfasilitasi pengiriman bantuan ini dan kami harapkan tahun depan bantuan ini bisa lebih besar lagi. Sebab kalau bukan kita yang peduli siapa lagi,” kata Aris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com