Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pak Jumadi, Tunanetra yang Kelola Panti Asuhan Tanpa Donatur Tetap

Kompas.com - 31/01/2017, 18:49 WIB
Heru Dahnur

Penulis

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com — Mengelola panti tanpa donatur tetap tak membuat Jumadi (57) merasa patah semangat. Dia hanya berusaha memastikan bahwa 30 penghuni panti ini bisa makan setiap harinya.

"Kadang rezeki tidak tahu di mana asalnya. Kami tetap bersyukur saja. Masih bisa jalan," kata Jumadi saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa (31/1/2017).

Bagi Jumadi, tugas memimpin panti adalah ladang amal ibadah. Jumadi merupakan seorang penyandang disabilitas netra. Penglihatannya tidak lagi sempurna sejak menginjak masa remaja. Dia harus bepergian dengan dibantu sebatang tongkat khusus yang bisa dilipat.

Dibantu keluarganya, Jumadi mengelola Panti Bina Harapan Al Islam di Pangkal Pinang ini sejak tahun 2001. Hingga saat ini, lahan panti masih berstatus pinjam pakai.

Penghuni panti terdiri dari anak balita, anak usia sekolah, hingga ada juga yang sudah duduk di bangku kuliah.

heru dahnur/kompas.com Gerbang masuk panti Harapan Bina Al-Islam di Jalan Mentok Pangkalpinang Kepulauan Bangka Belitung
"Pernah ada bayi berumur tiga hari sudah diantar ke sini. Tidak kami tolak. Sempat dirawat, kemudian ada keluarga yang mau mengadopsi," ujarnya.

Menurut Jumadi, belum ada anggaran rutin yang dialokasikan pemerintah untuk mendukung operasional panti.

Semua sumbangan yang diterima masih bersifat sukarela dari berbagai pihak yang menaruh kepedulian.    

Kondisi demikian pula yang membuat fasilitas panti dalam kondisi sederhana dan pas-pasan. Tersedia sebanyak tiga ruang tempat istirahat bagi para penghuni panti. Tempat istirahat berisi tempat tidur yang dibuat bertingkat. Tampak kondisi besi tempat tidur yang sudah mulai keropos tergerus usia.

Sehari-harinya, penghuni panti menggunakan tempat mandi cuci kakus (MCK) yang dibangun ala kadarnya. Sementara itu, ruang dapur yang lokasinya bersebelahan dengan ruang istirahat juga terlihat sangat sederhana. Semua peralatan untuk makan tersimpan pada sebuah rak terbuka.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Sapta Qodria, menilai, kondisi panti yang kurang memadai rentan timbulnya permasalahan sosial dan kesehatan.

"Kondisi bangunan sudah banyak yang rusak seperti bocor. Alhamdulillah semuanya masih aman-aman saja. Penghuni di sini sudah bisa menyikapi kalau turun hujan," ujar Sapta, saat meninjau langsung kondisi panti, Selasa (31/1/2017).

KPAD, lanjut Sapta, akan terus memantau keberadaan panti asuhan, khususnya yang berisi anak-anak di bawah umur. KPAD juga akan mendorong pemerintah daerah mengalokasikan anggaran agar fasilitas panti di berbagai daerah bisa dibenahi dan layak huni.

 

heru dahnur/kompas.com Rak berisi peralatan makan bagi penghuni panti

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com