Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak SD di Semarang Nyaris Tawuran, Ini Komentar Wakil Wali Kota

Kompas.com - 25/11/2016, 23:10 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Wakil Wali Kota Semarang, Jawa Tengah Hevearita Gunaryati Rahayu meminta kalangan orang tua untuk menjemput anak-anaknya seusai pulang sekolah. Hal demikian dinilai penting untuk mencegah adanya tawuran antar pelajar sekolah dasar di Kota Semarang Kamis (24/11/2016) kemarin.

Selain jemput, pihak sekolah diminta untuk mengawasi anak didiknya agar hal serupa tidak terulang.

"Saya minta agar sekolah mensosialisaikan ke wali murid untuk wajibkan orang tua menjemput anak-anak sepulang sekolah," kata Hevearita, di Semarang, Jumat (25/11/2016).

Untuk mengetahui pasti penyebab insiden tersebut dan mencegahnya, Pemkot berupaya menggandeng sejumlah psikolog untuk mendampingi para siswa yang terlibat dalam rencana tawuran.

Tawuran antar siswa SD ini sudah memprihatinkan lantaran ada yang membawa senjata tajam. "Kami panggil psikolog untuk mengeksplore dan mendalami karakter mereka. Setelah ditanyai, mereka sepertinya tidak melakukan aksi," ujar dia.

Hevearita mengatakan, psikolog bisa diajak mendampingi bisa mengetahui kebenaran cerita yang berkembang belakangan ini. Sebabnya, ada informasi yang berbeda yang ditemukan di lapangan.

"Ada yang cerita, anak yang tertangkap mengaku datang ke SD untuk menemui temannya, tapi dari keamanan bilang kalau ada anak perempuan yang dihadang dari siswa lain," ujar Ita.

Insiden antar sekolah terjadi Kamis sekitar pukul 12.30 WIB. Sejumlah anak SD daerah lain mendatangi SD Pekunden, Semarang Tengah. Namun aksi bisa dicegah oleh petugas keamanan SD Pekunden bernama Nur Indarto.

Bersamaan dengan itu, petugas keamanan menemukan sejumlah senjata tajam berupa sebilah parang, dan sabuk dengan ujung besi. Wakil Wali Kota pun lalu mendatangi sekolah yang diduga melakukan tawuran ke SD Pekunden. Sejumlah siswa yang diduga terlibat dipanggil.

Pihak pemkot juga akan memastikan kebenaran rencana tawuran ini dengan melihat kamera di CCTV. Ita memastikan bahwa benar ada ikat pinggang yang ditemukan, namun tidak tentu bertujuan untuk tawuran. Sementara sajam berupa parang tidak berasal dari orang lain.

"Anak-anak mengaku tidak bawa parang. Katanya dari teman lain yang tidak mereka kenal," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com