Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

#PurworejoKuduKuat, Berbagi untuk Korban Bencana

Kompas.com - 23/06/2016, 11:15 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

PURWOREJO, KOMPAS.com - Bencana tak selamanya harus disikapi dengan pilu. Masyarakat harus digugah agar segera bangkit dari keterpurukan.

Berangkat dari rasa empati dan simpati terhadap peristiwa bencana banjir dan longsor di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, produsen cinderamata "Wek-wek-wek" meluncurkan tagar #PurworejoKuduKuat (Purworejo Harus Kuat) dan donasi 10 persen dari penjualan produk selama satu bulan.

"Saya mengajak semua orang untuk berbagi lewat kaos Wek-Wek-wek. Saya donasikan 10 persen keuntungan penjualan kami selama satu bulan, bahkan kami hitung sejak 18 Juni sampai 18 Juli," kata Galih Permadi, si pemilik brand Wek-wek-wek, kepada Kompas.com, Kamis (23/6/2016).

Wek-wek-wek merupakan brand produk cinderamata dari Purworejo. "Kalau Yogyakarta punya Dagadu, Bali punya Joger, maka Purworejo punya Wek-wek-wek," kata Galih.

Galih sendiri menjadi korban dalam peristiwa banjir dan longsor Purworejo tempo hari. Rumah dia di daerah Purwodadi, Purworejo Sabtu malam diterjang banjir setinggi orang dewasa. Sebuah laptop berisi master desain kaos wek-wek-wek termasuk salah satu barang berharga miliknya yang tidak bisa diselamatkan.

"Sabtu sore sedang desain baru kaos, lalu ditinggal pergi dan posisi tas berisi laptop dan HP di bawah. Waktu itu hujan deras dan enggak nyangka sungai Bogowonto meluap setinggi paha orang dewasa. Pusing juga kalau data master desain enggak bisa diselamatkan," ucap Galih.

Tak hanya itu, barang-barang yang ada di toko alat tulis kantor milik orangtua Galih juga tak bisa diselamatkan, tersapu banjir yang datang begitu cepat.

Namun, Galih tak larut dalam kesedihan. Profesinya sebagai seorang jurnalis, mengharuskan dirinya terjun ke lapangan untuk membuat laporan. Kenyataan yang dijumpainya di lapangan itulah yang membuatnya bersyukur bahwa nasibnya masih lebih baik ketimbang ratusan warga yang warga yang harus kehilangan tempat tinggal, keluarga dan tentunya harta benda.

Saat itulah terlintas dipikirannya, untuk berbuat sesuatu dengan kaos Wek-wek-wek yang ia punya. Tagar #PurworejoKuduKuat juga akan diwujudkannya dalam desain kaos terbarunya.

Selain menyisihkan 10 persen keuntungannya untuk korban bencana Purworejo, dirinya berharap masyarakat Purworejo terutama pra korban tidak lantas terbawa kesedihan.

"#PurworejoKuduKuat terlintas begitu saja dipikiran, setelah melihat ke lapangan langsung saya melihat kerusakan cukup parah dan wajah kesedihan. Kita harus kuat untuk menjalani hari-hari selanjutnya," tandasnya.

Semangat berbagi dari kaos Wek-wek-wek ini rupanya direspons positif oleh masyarakat. Sejak diluncurkan tangal melalui fanpage fb Wek Wek Wek" Kaos Purworejo dan blog wekwekwek- kaospurworejo.blogspot.com.

"Tanggapan positif setelah dibagikan di medsos. Banyak warga Purworejo terutama yang diperantauan ingin berbagi lewat kaos Wek-wek-wek," ujarnya.

Promosikan Purworejo

Ada cita-cita besar dari seorang Galih untuk mengubah Purworejo melalui cinderamata Wek- wek-wek nya. Selama ini, sebut dia, Purworejo hanya dikenal dengan sebutan kota pensiunan, atau bahkan kota ini tidak begitu dikenal setidaknya sampai peristiwa bencana longsor beberapa hari yang lalu. Ia berharap Purworejo bisa lebih dikenal dan menjadi kota yang menarik untuk dikunjungi.

Maka sejak dua tahun ini, wek-wek-wek mulai mengenalkan wajah Purworejo lewat media desain gambar yang menarik terutama kekuatan ilustrasi kartun. Desain yang sudah diluncurkan antara lain pantai Jatimalang, kuliner Clorot, Klanting dan Sate winong, tarian Dolalak, serta kambing khas peranakan ettawa.

"Purworejo itu dimana?  Banyak teman-teman luar kota yang tanya. Kadang malu kalau ditanya seperti itu. Akhirnya jawab dekat Yogyakarta. Nah dengan wek wek wek aku ingin bisa promosikan potensi kota Purworejo," jawab Galih.

Mengenai brand wek-wek-wek, Galih mengaku terinspirasi dari tingkah polah salah seorang keponakannya yang setiap mendapatkan barang baru selalu memamerkanya kepada teman-temannya.

"Wek..wek..wek.. aku punya ini, sambil menjulurkan lidah. Celotehan wek-wek-wek ini menurutku ada makna kebanggaan. Maka aku berhatap wek-wek-wek ini jadi kebanggaan buat Purworejo," ucapnya.

Kompas TV Akibat Longsor Purworejo, Ibu Kehilangan 3 Anak dan Suami
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com