Gula Pasir Mahal, Gubernur Jatim Instruksikan Operasi Pasar Besar-besaran

SURABAYA, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Timur Soekarwo menginstruksikan pelaksanaan operasi pasar besar-besaran untuk mengatasi lonjakan harga kebutuhan pokok jelang bulan Ramadhan.

Sepuluh hari menjelang bulan puasa, harga gula pasir di sejumlah wilayah di Jawa Timur untuk rumah tangga sudah menyentuh Rp 16.000 per kilogram.

Dedy Wahyudi, pemulik kios sembako di Pasar Pandaan, Pasuruan, mengaku mendapatkan gula pasir dari pemasok dengan harga Rp 15.000 hingga Rp 15.500 per kilogram. Ia menjualnya dengan banderol Rp 16.000 sekilogram.

"Baru kemarin harga kulakan gula pasir naik," katanya.

Di Surabaya, harga gula pasir di tingkat konsumen bahkan sudah melewati harga tersebut.

Murtini, penjual gula pasir di Pasar Kutisari, sudah tiga hari terakhir ini sejumlah pedagang menjual gula pasir dengan harga Rp 17.000 per kilogram.

Menyikapi itu, tadi malam Soekarwo menggelar pertemuan dengan semua stakeholder gula di Gedung Grahadi Surabaya. Pertemuan itu membahas naiknya harga gula pasir.

Dalam forum yang dihadiri oleh PT Perkebunan Nusantara X dan XI, asosiasi pengusaha gula Jawa Timur, dan sejumlah pimpinan pabrik gula itu, Soekarwo meminta adanya pengendalian harga gula. Caranya antara lain dengan menggelar operasi pasar secara besar-besaran hingga masuk bulan puasa.

"Jika tidak dikendalikan, maka akan terjadi inflasi luar biasa di Jawa Timur, bahkan di Indonesia bagian timur," kata Soekarwo, Kamis (26/5/2016).

Dia meminta, operasi pasar menjual gula langsung ke konsumen dengan harga Rp 12.000 per kilogram atau lebih murah sesuai arahan Presiden Jokowi.

"Selain operasi pasar, efisiensi yang disepakati tadi malam juga dengan memotong jalur distribusi yang tidak perlu," kata dia.

Menurut Soekarwo, kenaikan harga gula merupakan akibat tingginya permintaan gula menjelang bulan puasa untuk keperluan rumah tangga dan industri rumahan yang memproduksi makanan untuk persiapan bulan puasa.