Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stres Memikirkan Jasad Putrinya yang Penuh Jahitan, Ibunda TKW Dolfina Meninggal

Kompas.com - 18/05/2016, 21:31 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KEFAMENANU, KOMPAS.com - Yulita Bete, ibunda dari tenaga kerja wanita (TKW) Dolfina Abuk meninggal dunia, Rabu (18/5/2016) pagi tadi.

Juru bicara keluarga Dolfina, Dominikus Fahik kepada Kompas.com Rabu malam mengatakan, Yulita meninggal setelah stres berat memikirkan Dolfina yang meninggal dalam kondisi tak wajar. Jasad Dolfina penuh jahitan dan sejumlah organ tubuhnya hilang.

"Semenjak Dolfina meninggal, Yulita selalu murung dan malas makan. Dia stres berat memikirkan Dolfina yang merupakan putri kesayangannya. Apalagi satu bulan sebelum Dolfina meninggal, keduanya sempat saling telepon dan Dolfina mengabarkan akan segera pulang ke kampung halaman," ungkap Dominikus.

Karena stres dan jarang makan, lanjut Dominikus, Yulita pun mulai sakit-sakitan. Ditambah lagi Yulita yang tak pernah memeriksa penyakitnya ke dokter karena keterbatasan biaya membuat kondisi fisiknya mulai drop hingga akhirnya meninggal.

"Saat ini jenasah Yulita disemayamkan di rumah duka di Desa Kotafoun, Kecamatan Biboki Anleu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur. Rencananya akan dimakamkan Sabtu (21/5/2016)," jelas Dominikus.

Dengan meninggalnya Yulita, Dominikus pun berharap pemerintah daerah setempat dan aparat hukum segera menuntaskan kasus Dolfina Abuk, sehingga keluarga bisa mengetahui penyebab kematian Dolfina.

"Kami dari keluarga besar Dolfina memohon kepada pemerintah agar menangani kasus ini dengan tegas dan secepat mungkin. Kami juga memohon kepada pihak penegak hukum supaya jasad Dolfina ini secepatnya diotopsi, supaya semua pihak mengetahui penyebab kematian Dolfina yang tidak wajar ini," harapnya.

Sebelumnya diberitakan, keluarga Dolfina tidak terima karena kondisi jenazah korban tidak wajar. Keluarga besar Dolfina ingin mengusut tuntas kasusnya itu.

Setelah jenazah tiba di rumah duka, keluarga sepakat untuk membuka peti jenazah dan memeriksa jasad Dolfina yang saat itu memakai baju kaos putih dan mengenakan kemeja warna merah muda. Ketika jasadnya diperiksa, keluarganya kaget karena sekujur tubuh Dolfina penuh jahitan dan diduga kuat sejumlah organ tubuhnya hilang.

Bupati TTU Raymundus Sau Fernandez, yang geram melihat kondisi jasad Dolfina Abuk langsung bertindak tegas dengan menghentikan sementara pengiriman tenaga kerja ke luar negeri. Pihaknya membentuk tim khusus yang beranggotakan semua pihak terkait untuk mengusut tuntas kasus tersebut.

Sikap tegas Raymundus tersebut rupanya membuat pihak yang selama ini terlibat dalam mafia human trafficking menjadi terganggu, sehingga sang Bupati kemudian menerima teror berupa telepon dan pesan singkat dengan nada ancaman.

Meskipun diteror, Raymundus enggan melapor polisi karena menurutnya sebuah perjuangan itu selalu ada risiko dan tentunya setiap risiko harus dihadapi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com