Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Sejuta Lilin untuk TKW Dolfina Abuk

Kompas.com - 05/05/2016, 09:50 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Warga Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar aksi sejuta lilin untuk Dolfina Abuk (30), tenaga kerja wanita, yang meninggal dunia di Malaysia dengan kondisi tubuh penuh jahitan.

di Kota Kupang, ratusan orang dari berbagai macam latar belakang pekerjaan, yang menamakan diri Aliansi menolak perdagangan orang (Ampera), menggelar aksinya di trotoar depan rumah dinas Gubernur NTT.

Koordinator aksi, Yakobus Fahik, kepada Kompas.com, Rabu (4/5/2016) mengatakan, aksi ini dilakukan agar pemerintah lebih memerhatikan proses rekruitmen TKW.

Sebab, selama ini pemerintah dinilai lemah dalam mengontrol proses rekrutmen sehingga TKW, terutama yang berasal dari NTT, kerap menjadi korban.

“Kita harus terus berteriak dan meminta pemerintah, aparat penegak hukum, dan wakil rakyat kita untuk melawan mafia perdagangan orang. Pemerintah provinsi NTT juga kami bisa bersuara. Sampai kapan pemerintah provinsi bisa bersuara? Apa sampai kucing bertanduk baru bisa berbicara?” kata Yakobus.

Mereka juga meminta Polda NTT untuk segera menangkap pelaku yang merekrut Dolfina Abuk sebagai TKW .

"Tindak tegas para pelaku, jangan hanya beri kami opium, nanti kami usut. Kami sudah bosan dengar jawabanmu. Kami butuh tindakan nyata dan komitmen,” sambungnya.

(Baca juga: Selidiki Kematian TKW Dolfina, Polisi Tunggu Hasil Otopsi dari Malaysia)

Selain itu, menurut Yakobus, aksi sejuta lilin ini bertujuan mengetuk hati anggota DPRD NTT agar terus mengontrol pemerintah dan aparat penegak hukum, untuk mengusut tuntas kasus ini.

Menurut dia, ini adalah kesempatan bagi semua untuk memutuskan mata rantai perdagangan orang NTT.

Aksi sejuta lilin lainnya juga berlangsung di Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), yang menjadi tempat asal Dolfina Abuk.

Aksi yang digelar di halaman kantor Bupati TTU itu diikuti Wakil Bupati TTU, Kapolres TTU, Dandim 1618 TTU, tokoh agama katolik, mahasiswa, pelajar, dan masyarakat.

Koordinator aksi, Adrianus Magnus Kobesi mengatakan, sejuta lilin ini sebagai ungkapan turut berbela sungkawa atas kematian Dolfina Abuk.

Aksi tersebut juga mengingatkan akan darurat perdagangan orang di NTT.

“Dengan aksi ini kita harap ini yang terakhir, cukup satu Dolvina Abuk saja. Jangan ada Dolfina-Dolfina lain lagi. Mari, kita gandeng tangan satukan tekad untuk ungkap kematian yang tak wajar ini,” kata dia.

Magnus yang juga adalah pendamping hukum keluarga Dolfina itu meminta polisi Indonesia menggunakan kewenangannya agar melakukan otopsi sehingga hasilnya dapat menjadi pintu masuk untuk mengetahui apakah benar ada tindak pidana penjualan organ manusia atau tidak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com