Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makan di Warung Ini Bayarnya Cukup dengan Sampah Plastik

Kompas.com - 14/03/2016, 20:37 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Sebuah warung makan di Kota Semarang, Jawa Tengah ini terbilang unik. Biasanya, alat pembayaran ketika selesai makan menggunakan uang, tetapi di tempat ini alat pembayarannya menggunakan sampah plastik.

Adalah pasangan suami istri, Sarimin (54) dan Suyatmi (52) berjualan di warung yang berada di kompleks Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang, Kecamatan Mijen, Kota Semarang.

“Kami sediakan ini bagi para pemulung di TPA. Yang datang biasanya tidak punya uang, jadi bayarnya pakai plastik,” kata Sarimin, kepada Kompascom, Senin (14/3/2016).

Warungnya pun ramai dipenuhi para pemulung. Setidaknya ada puluhan orang pemulung yang datang tiap hari untuk makan, dari total 400 pemulung yang bekerja mengais nafkah.

Beberapa menu makanan pun tersedia, mulai dari nasi rames, nasi mangut, nasi telur, dan nasi lele. Beberapa minuman layaknya warung kaki lima juga dijajakkan kepada pembeli dengan harga yang terjangkau.

“Biasanya kalau ramai itu pagi hari. Kalau enggak ya sore ketika para pemulung selesai bekerja. Ada 20 sampai 25 yang datang,” kata Sarimin.

Bagi yang hendak makan, para pemulung biasanya membawa satu bungkus plastik hasil memulung kemudian diikat. Satu kilo gram plastik dihargai Rp 400. Satu bungkus biasanya mencapai 15 kg hingga 20 kg, hingga dinominalkan menjadi Rp 7.000 sampai Rp 8.000.

Plastik yang dibawa itu sebagai pengganti uang yang hendak dibayarkan.

Sarimin sendiri sadar terus melakukan inovasi, agar warungnya bisa dikunjungi para pembeli.

“Mereka ini sering utang makan. Makanya, saya mikir, ya udah akhirnya saya minta mereka bayar pakai plastik," kata bapak dua anak itu.

Pasangan itu memulai usaha sejak Januari 2016 lalu. Pihaknya cukup beruntung karena segala kebutuhan dasar yang ada telah dicukupi oleh pihak pengelola TPA, mulai dari listrik, air dan gas yang memanfaatkan gas metana dari sampah yang telah diolah tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com