Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Rancaekek di Bandung Rawan Terkena Kanker

Kompas.com - 04/02/2016, 21:59 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com – Ketua Satgas Penegakan Hukum Lingkungan Terpadu (PHLT) Jabar Anang Sudharna mengatakan, masyarakat di sekitar Rancaekek, Bandung rawan terkena kanker.

Hal ini disebabkan limbah yang dibuang ke aliran Sungai Cikijing.

"Ada anggota dewan yang kebetulan juga dokter. Ketika kami memaparkan hasil pantauan kami, foto ikan mati, anak kudisan, dokter menyebut kecenderungan kanker lebih tinggi dibanding kawasan lain," ujar Anang di Bandung, Kamis (4/2/2016).

Tidak hanya itu, Anang menyebut kerugian materi yang diakibatkan limbah tersebut cukup signifikan.

Berdasarkan hasil kajian hingga 2013, kata Anang, kerugian produksi pertanian di kawasan tersebut mencapai Rp 392 miliar.

"Itu baru kerugian dari penurunan produksi pertanian. Belum kesehatan masyarakat, belum kerusakan tanah," imbuhnya.

Disinggung peran Satgas PHLT Jabar dalam mengatasi masalah ini, Anang mengatakan, satgas yang dipimpinnya itu sudah menyentuh pabrik-pabrik pembuang limbah tersebut.

"Yang ditangani PHLT ada lima perusahaan. Salah satunya Kahatex," tuturnya.

Pria yang juga menjabat Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jabar ini mengungkapkan, pihaknya sudah menyelidiki pabrik-pabrik tersebut.

Hasilnya, penyidik di Direktorat Kriminal Khusus Polda Jabar yang mengetahuinya. Namun, PHLT sudah meminta penilaian dari lima pakar untuk memastikan pencemaran lingkungan yang melibatkan perusahaan-perusaan tersebut.

Kelima pakar tersebut bergerak dalam hukum lingkungan, pengelolaan limbah cair, pakar pengelolaan limbah B3 dan pertanian.

“Kami juga akan mengundang Kapolda, Pangdam, dan Kejati untuk mengevaluasi penanganan oleh Satgas PHLT. Ini penting, untuk mengevaluasi sejauh mana penyelidikan kita dilakukan," ucapnya.

Kawasan Rancaekek masuk dalam kategori pencemaran lingkungan parah. Sawah-sawah di daerah tersebut tidak bisa ditanami. Masyarakat pun kesulitan mendapatkan air bersih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com