Pagar portabel tersebut dinilai membuat Malioboro kehilangan kekhasannya dan menyulitkan penyandang disabilitas.
"Senajan tujuane kanggo ketertiban lalu-lintas, tapi kan mesakke para penyandang disabelitas lur. Piye menurut poro sederek-sederak? (Walaupun tujuannya untuk ketertiban lalu lintas, tetapi kan kasih para penyandang disabilitas. Bagaimana menurut saudara-saudara sekalian?)" tulis pemilik Aan Zaenu Romli di salah satu grup.
Posting tersebut serentak mendapat respons dari para netizen.
"Koyo dikrangkeng...ga enak dipandang jg...dulu tanaman hijau ditebangiiii...diganti rumput..ee skrg malah dikrangkengi besi oranye (Seperti dikerangkeng, enggak enak dipandang juga. Dulu tanaman hijau ditebangi diganti rumput, eh sekarang malah dikerangkeng besi oranye)," tulis pemilik akun Adel Laura.
Sementara itu, pemilik akun Kumala Sari Bundanya Ratalio juga melontarkan kritik senada.
"Semrawutt...aneh..hiks Malioboro ga seperti dlu...," tulisnya.
Pagar portabel berwarna oranye di sepanjang Malioboro hingga titik nol kilometer dipasang satu hari sebelum malam tahun baru 2016 lalu. Pagar tersebut dipasang untuk mengatur wisatawan yang hendak merayakan pergantian tahun di Malioboro agar tidak menyeberang sembarangan dan tidak menyebabkan kemacetan lalu lintas di Jalan Malioboro.
Sementara itu, saat dikonfirmasi via telepon terkait pagar portabel yang dipasang di sepanjang Jalan Malioboro, panggilan ke ponsel Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti tidak dijawab.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.