Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sedang Asyik Belanja, Barang Bawaan Dua Pelancong Dilarikan Tukang Becak

Kompas.com - 02/11/2015, 22:25 WIB
MEDAN, KOMPAS.com - Harta benda dua pegawai Kementerian Pariwisata, Rudi Arman Sidauruk dan Deni Parawibowo dibawa kabur tukang becak bermotor, saat tengah berada di Medan, Sumatera Utara.

Tukang becak membawa kabur harta benda mereka saat kedua pelancong itu sedang berbelanja oleh-oleh Bolu Meranti, di Jalan Kruing, Medan Petisah, Sumut, Senin (2/11/2015)

Denny mengatakan, sebelum kembali ke Jakarta membeli berbagai makanan khas Medan di Jalan Kruing.

Namun, saat berbelanja dia meletakkan tas yang berisi alat elektronik di dalam becak karena saat itu hujan deras sedang mengguyur Medan.

"Mau pulang ke Jakarta, jadi singgah dulu beli oleh-oleh. Karena hujan deras, kami tidak berani menurunkan barang- barang," kata Denny.

"Jadi saya suruh kawan untuk mengawasi tukang betor cari tempat parkir. Saat itulah tukang becak tersebut melarikan barang- barang kami," ujarnya saat diwawancari awak media, di Polsek Medan Baru.

Ia menuturkan, saat berbelanja di Bika Ambon, tukang becak bermotor sempat mengisi buku pengunjung.

Dalam buku itu, lanjut dia, tukang becak menuliskan namanya. Tapi, dia tidak ingat nama lengkap tukang becak itu.

"Di buku tamu parbetor itu menulis marganya Pasaribu. Ciri-cirinya berkulit putih, berwajah oval, tingginya sekitar 170 sentimeter," katanya.

Setelah kehilangan itu, dua pelancong asal Jakarta tersebut membuat laporan kehilangan ke Polsek Medan Baru.

Adapun, barang-barang yang hilang adalah kamera Canon 5D, lensa kamera thamron 18-300 mm, handycam merek Sony.

"Barang lain yang hilang, lampu flash, ‎tripod, dua unit laptop merek Lenovo dan Asus serta dua unit hardisk eksternal dengan kerugian mencapai tujuh puluh juta," ujarnya.

Kapolsek Medan Baru, Kompol Ronni Nic‎olas Sidabutar membenarkan dua pemuda itu sudah membuat laporan kepolisian.

"Laporannya sudah kita terima. Bukan dirampok, tapi mereka meninggalkan barangnya, lalu dibawa penarik bentornya. Laporannya kita responlah, mana mungkin tidak. Ini masih penyelidikan," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com