"Sebagai langkah preventif, pemantauan tetap dilakukan," ujar Nur Adin Eko Saputro dari Kesatuan Pemangkuan Hutan Kediri Utara, Minggu (27/9/2015) malam.
Sementara, soal jumlah kerugian maupun penyebab kebakaran itu, kini belum diketahui. Nur Adin menjelaskan, wilayah yang terbakar adalah lahan yang beberapa tahun yang lalu juga sempat terbakar, dan saat ini didominasi oleh tanaman jenis alang-alang.
Meski demikian, Perhutani akan segera melakukan tindakan perbaikan hutan dengan gerakan penanaman kembali jenis tanaman yang sesuai dengan lokasi semisal Kaliandra. Rebosasi itu kini belum dapat dilakukan karena menunggu musim yang mendukung. "Kita lakukan reboisasi nanti saat mulai turun hujan," imbuhnya.
Sebelumnya, kebakaran hutan sepekan lalu menyebabkan sekitar 30 hektar hutan lindung menjadi rusak. Berbagai elemen seperti lembaga masyarakat desa hutan maupun personel TNI saat itu turun tangan membantu pemadaman.
Pemadaman tersebut hampir sepenuhnya dilakukan secara manual karena kendala peralatan dan medan. Salah satu strategi pihak perhutani dalam melakukan pemadaman adalah pembuatan sekat bakar selebar 4-5 meter yang disesuaikan dengan kondisi.
Sekat yang berfungsi menjauhkan bahan kebakaran dari api itu berada tersebar di beberapa titik dengan panjang hingga beberapa kilometer. Bahkan, ada yang hampir membelah gunung agar api terlokalisasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.