Di sejumlah daerah bahkan ada yang sudah mengungsi ke tempat lain yang udaranya lebih bersih.
Namun hal itu tidak berlaku bagi tenaga kebersihan yang biasa membersihkan lingkungan dalam kampus Universitas Sriwijaya Indralaya Ogan Ilir.
Meski kabut asap tebal menyelimuti lingkungan kampus itu, namun mereka tetap harus bekerja membersihkan area yang menjadi tanggung jawabnya.
Menurut mereka, selama kabut asap melanda hampir dua bulan ini mereka tetap bekerja seperti biasa. Pihak kampus tidak meliburkan meski kabut asap sangat tebal menyelimuti.
Ibu Painem, seorang tenaga kebersihan warga Indralaya yang sudah cukup umur mengatakan, ia dan rekannya harus tetap pekerja walau kabut asap sangat tebal. Seperti hari ini, Sabtu (26/9/2015), Painem mengaku kabut asap telah membuat matanya pedih dan batuk.
"Tetap begawe walau ado kabut asap, mau bagaimana lagi ini tugas yang harus dikerjakan, untuk mengatasinya paling pakai masker seperti ini," kata Ibu Painem
Demikian juga Ibu Rubiah warga Kelurahan Timbangan Ogan Ilir. Rubiah tetap harus bekerja meski kabut asap sangat tebal menyelimuti.
Dengan membawa kereta dorong, Rubiah mengumpulkan sampah yang berserakan dan membuangnya ke dalam tong sampah.
"Bagaimana kalau setiap hari seperti ini, merusak pernapasan, kasihan kan, gimana caranya kalau bisa dibersihkan, gitu loh," kata Rubiah
Sudah hampir dua bulan Painem dan Rubiah beserta tenaga kebersihan lainnya bekerja di bawah kabut asap tebal.
Sudah dua bulan pula mereka harus mengisap kabut asap yang menyesakkan dada dan memerihkan mata.
Tentu mereka tidak ingin kondisi itu berlangung semakin lama. Mereka berharap pihak pemerintah dapat segera mengatasi kabut asap tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.