Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Matahari di Palangkaraya Sepanjang Hari Ditutup Asap Pekat

Kompas.com - 21/09/2015, 02:18 WIB
Kontributor Balikpapan, Dani J

Penulis

PALANGKARAYA, KOMPAS.com– Matahari sepanjang hari di ibu kota Kalimantan Tengah, Palangkaraya, seperti buah jeruk berpijar menggantung sendirian di langit. Asap pekat yang menyelimuti langit sepanjang hari membuat matahari seperti ini.

"Matahari di Kalimantan Tengah begini ini sepanjang hari, dari pagi sampai sekarang," kata Michael Mailangkay, warga asal Balikpapan dalam perjalan pulang dari Palangkaraya, Minggu (20/9/2015).

Asap pekat seperti ini menyelimuti Palangkaraya dan Kalteng secara keseluruhan sejak awal Agustus 2015 lalu. Jarak pandang rata-rata di Palangkaraya dan sekitarnya sering terjadi di rentang 50-100 meter.

Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalteng mengingatkan kembali bahwa kondisi ini menunjukkan asap itu berada pada tingkat polusi udara yang sangat berbahaya. Manajer Kampanye dan Advokasi Walhi Kalteng, Aryo Nugroho, mengatakan partikulan yang melayang di udara di Kalteng bahkan telah melewati 1.500 mikrogram per meter kubik .

"Badan meteorologi pernah mengungkap di media massa bahwa dengan tingkat polusi seperti itu setara dengan asap pekat dengan kadar bisa mematikan. Karena itu pula tingkat polutan seperti ini membuat pemerintah menetapkan darurat asap," kata Aryo di lain kesempatan.

Kehadiran asap tidak lepas dari kebakaran lahan dan hutan yang jumlahnya terlacak hingga lebih dari 4.200 lebih titik di seluruh Kalteng sejak Agustus 2015 lalu. Ditambah pula dengan laju angin tidak kencang di daratan tengah membuat Kalteng benar-benar dikepung asap.

"Membagi masker tidak cukup. Jalan keluar pemda tidak efektif dan tidak menunjukkan hasil," kata Aryo.

"Belum lagi kebakaran seperti ini tidak masuk bencana alam tetapi dikategori bencana sosial sehingga penanganan tidak dianggap darurat," lanjut Aryo.

Karenanya, Walhi berniat menggalang kekuatan massa untuk meminta pemda lebih serius menangani kabut asap dan kebakaran hutan dan lahan. Mereka membuat Gerakan Anti Asap  yang rencananya akan digelar dengan cara mendatangi pemerintah setempat pada Selasa (22/9/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com