Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bocah Korban Paedofilia, Trauma hingga Selalu Ingin Bunuh Diri

Kompas.com - 15/04/2015, 13:04 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com
- Kekerasan seksual yang dialami AY (11), membuat gadis kecil ini terpukul dan masih trauma hingga kini, apalagi karena pelakunya adalah tetangganya sendiri.

Setiap kali mendengar nama pelaku, AY murung dan ketakutan. Masa kecil yang menyenangkan berganti jadi mimpi buruk baginya.

Saat Surya mendatangi rumah AY di gang sepi di Kabupaten Malang, seorang ibu mengenakan kaus cokelat membukakan pintu. SR, ibu AY, dengan sopan mempersilakan duduk di kursi ruang tamu.

SR bercerita panjang tentang buah hatinya. Ia terlihat tegar, tenang, dan duduk tidak jauh dari AY. Dia lalu memperkenalkan putri kesayangannya.

“Dia putri saya, namanya AY,” tuturnya, Senin (13/4/2015).

Menurut SR, sejak kasus itu, AY tidak pernah keluar dari rumah. AY malu sekaligus ketakutan karena banyak orang telah mengetahui apa yang terjadi terhadap dirinya.

Peristiwa yang menimpa gadis kelas IV SD itu telah terdengar banyak orang, termasuk teman-teman sebaya. Dia juga kerap menjadi pusat perhatian dan pembicaraan. Oleh karena itu, AY memilih menutup diri di rumah dan hampir sebulan ini tidak bersekolah.

“Saya berencana memindahkan anak saya ke sekolah lain di luar daerah ini. Ia malu dengan teman-teman dan para guru,” kata ibu AY dengan wajah pucat pasi.

Kepada SR, AY mengungkapkan bahwa tetangganya itu beraksi pertama kalinya sekitar bulan puasa tahun 2014. Lalu, aksi serupa kembali dilakukan pelaku pada bulan-bulan selanjutnya hingga lima kali di rumah pelaku di lima tempat berbeda, yaitu di kamar mandi, di kamar tidur, di depan televisi, di meja dan di rumah kos di belakang rumah pelaku.

SR mengatakan, butuh sekitar setengah tahun untuk membuat AY bisa menceritakan semua kisah pilu yang dialaminya.

Menurut SR, kecurigaannya muncul ketika mendapati AY sering merasa kesakitan di bagian alat vitalnya. Selain itu, keponakan AY, IK (5), juga pernah melaporkan kelakuan si tetangga yang menarik AY masuk ke dalam kamar mandi di rumahnya.

AY memang tidak lantas bercerita kepada kedua orangtuanya. Menurut SR, ada dua alasan AY memilih bungkam atas peristiwa yang dialaminya, yaitu karena pelaku mengancam jika dia berani melapor ke orangtuanya atau polisi serta karena alasan bahwa ayah AY menderita sakit jantung. AY tidak ingin membuat ayahnya terkejut dengan kisahnya.

“Ibu maaf Bu, saya tidak berani cerita. Kalau cerita, takut ayah sakit. Nanti kalau sakit, siapa yang cari uang?” kata SR menirukan perkataan AY kepadanya.

Ketika AY bercerita secara terbuka kepada ibunya, SR mengatakan putrinya itu terus menangis hingga jatuh pingsan di pelukannya.

“Saat bercerita itu, AY mengaku ingin bunuh diri. Ia sangat tertekan,” kata SR.

Sejak itu, setiap malam SR selalu menemani AY tidur.

Si pelaku, Adisianto adalah pengangguran. Istrinya bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Sebelum kejadian, setiap pagi, sejak pukul 7.00 WIB hingga 15.00 WIB, rumah Adisianto sepi karena ditinggal kerja sang istri. Aktivitas di dalam rumah yang dilakukan Adisianto hanya membaca koran.

Adisianto beraksi ketika AY pulang dari sekolah. Aksinya berawal saat mendengar AY mengetuk-ngetuk pintu rumah AY padahal orangtuanya sedang tidak ada di rumah. Kala itu, ibu dan ayahnya sedang berjualan makanan di pasar. Melihat hal itu, Adisianto mendekat dan menarik lengan AY ke kamar mandi. (ben/day/bni)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com