Salah satu hal menarik perhatiannya, yakni dengan menerbitkan sertifikat hak atas tanah atas nama perempuan. Pasalnya, saat ini, kehadiran perempuan untuk dijadikan nama dalam sertifikat masih minim jika dibandingkan pihak laki-laki.
"Hadirnya museum Kartini harus memberi kenyamanan bagi ibu-ibu di Rembang. Sertifikat tanah yang ada kebanyakan laki-laki, perempuan kasihlah kesempatan," ujar Ferry di depan puluhan pegawai Badan Pertanahan Rembang, siang tadi.
Ferry meminta peran perempuan di Rembang lebih terdorong ke depan. Namun, dia enggan memaksakan keinginanya agar perempuan bisa tercatat dalam sertifikat.
Dalam akses sehari-hari, dia menginginkan agar para perempuan diberi tempat lebih besar. Di kantor pemerintahan, dia minta kepada Bupati agar menyediakan ruang tidak merokok, maupun ruang untuk bermain anak-anak.
"Tapi peran yang ada harus juga mempertimbangkan norma dan adat yang berkembang. Biarlah mengikuti saja. Yang penting, jiwa dan spirit Kartini harus ada," ungkap Kepala Badan Pertanahan Nasional itu.
Menteri Ferry minta agar BPN di Rembang bisa satu suara dengan Pemkab Rembang soal wacana tanah. Dia tak ingin ada informasi di masyarakat yang berbeda-beda.
"Saya minta harus sealur. Harus seatur. Jangan berbeda-beda soal informasi," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.