Berdasarkan pantauan, pemindahan patung dilakukan sejumlah pekerja. Mereka terlihat sangat berhati-hati agar patung tersebut tidak rusak atau terjatuh. Pemindahan patung menjadi tontonan warga yang saat itu kebetulan sedang bersantai di alun-alun dan warga yang sedang melintas di jalan depan alun-alun.
"Itu patung yang sempat diprotes ya Pak? Sayang ya, padahal bagus," ungkap seorang remaja perempuan kepada salah satu pekerja pemindah patung.
Ulum, salah satu pekerja, mengatakan bahwa pekerjaan pembongkaran lantai penguat patung sudah rampung.
"Patung-patung akan dipindah ke lapangan golf milik PT Sekar Laut di Kecamatan Pandaan, Pasuruan," katanya.
Ulum menolak berkomentar soal mengapa patung-patung itu dipindah dari tempatnya. Dia mengaku hanya melaksanakan tugas dari atasannya untuk membongkar lantai penahan sembilan patung itu.
"Soal itu, saya tidak tahu Pak, silakan langsung tanya ke perusahaan saja," kata Ulum.
Monumen Jayandaru yang dibangun dengan dana CSR perusahaan pengolah hasil laut, PT Sekar Laut Sidoarjo, itu mengundang polemik. Ormas Islam setempat menilai, patung tersebut melanggar norma agama dan tidak relevan dengan kultur masyarakat Sidoarjo yang dipenuhi banyak pesantren.
Patung yang menggambarkan profesi warga Sidoarjo sebagai petani, pedagang, dan nelayan itu dianggap mirip berhala. Atas protes itu, kalangan seniman di Sidoarjo mengaku prihatin. Mereka menilai protes itu membelenggu ekspresi warga Sidoarjo yang diapresiasikan melalui karya seni. Kalangan seniman balik menuding ormas Islam terlalu sempit memaknai ajaran agama soal patung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.