Pasca-Longsor Lereng Wilis, Jalur Baru Dibuat

Bencana longsor itu terjadi pada 14 Februari lalu namun penanganannya terus berlangsung hingga kini. Lamanya penanganan karena lokasi longsor berada di kawasan lereng Gunung Wilis dan rawan longsor.

Cuaca dengan intensitas hujan yang tinggi juga menjadi kendala. Pantauan Kompas.com, Kamis (26/2/2015), para personil TNI angkatan darat itu membuat jalur baru di Dusun Njethi karena jalur lama putus total akibat longsor. Padahal jalur tersebut satu-satunya jalan yang menghubungkan tiga pedukuhan yang berada di ujung desa itu.

"Hari ini datang lagi bantuan tenaga gabungan dari Koramil serta Kodim sebanyak 53 personil untuk membantu warga," kata Kapten Infanteri Supriyadi, Danramil Mojo, saat ditemui di lokasi longsor, Kamis.

Kapten Supriyadi menambahkan, pasukannya sudah berada di lokasi sejak awal bencana itu terjadi. Selama itu pula sekitar 15 personel secara bergantian setiap harinya untuk membantu masyarakat. Mereka bekerjasama dengan elemen lainnya seperti Senkom maupun Tagana.

Kepala Desa Blimbing Juwari, mengatakan, meski tidak ada korban jiwa, longsor yang terjadi beberapa waktu lalu itu telah menyebabkan kerusakan yang luar biasa. Saat itu longsor terjadi di 10 titik yang merusak rumah, areal pertanian, serta akses jalan.

"Wilayah sini menjadi rawan longsor karena struktur tanah yang labil," kata Juwari.

Penanganan kerusakan terutama akses jalan, menurut dia, harus segera dapat terselesaikan agar para warga dapat beraktifitas secara normal. Namun yang paling penting, lanjutnya, jalur tersebut menjadi akses distribusi hasil panen petani.

Sebelumnya, warga Dukuh Njethi dan Dukuh Njuron sejak dua hari ini mengungsi karena khawatir terjadi longsor susulan. Mereka menempati gedung SDN 1 Blimbing yang berjarak 4 kilometer dari lokasi longsor.