Jumlah warga yang mengungsi mencapai 174 jiwa, yaitu berasal dari Dusun Njeti, Dukuh Juron, serta beberapa warga dari Dukuh Sugihan. Mereka menempati dua ruang kelas sekolah dasar Blimbing 1 yang terletak sekitar empat kilometer dari kampung mereka.
Mereka mulai menempati bangunan tersebut sejak Rabu (25/2/2015) siang, setelah hujan lebat turun. Mereka kemudian berbondong-bondong turun gunung menuju lokasi pengungsian dengan membawa bekal seadanya.
"Hanya bawa baju dan barang-barang berharga," kata Lasini, seorang warga yang ditemui di tempat pengungsian, Kamis (26/2/2015).
Meski berada pada situasi mengungsi, rutinitas harian tetap berjalan, terutama kaum pria. Mereka meninggalkan tempat pengungsian pada siang hari untuk menjalankan aktivitas rutinnya sebagai petani dan peternak.
"Kalau siang begini lelaki pada ke sawah, sehingga yang ada cuma para wanita," kata Yusuf, salah seorang anggota Tagana yang menjaga pengungsian itu.
Sebelumnya, longsor terjadi pada 14 Februari lalu dan menyebabkan kerusakan infrastuktur. Tercatat ada 10 titik longsoran yang sempat membuat beberapa dusun terisolir. Beberapa alat berat diturunkan untuk membukanya. Bencana itu tidak menyebabkan adanya korban jiwa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.