Beberapa jenis tanaman pangan yang rusak yakni padi seluas 98 hektar dengan kerugian Rp 392 juta, jagung seluas 1.492 hektar dengan kerugian Rp 5,9 miliar.
Tanaman lainnya adalah sayur-sayuran seperti cabe besar seluas 468 hektar dengan kerugian Rp 21,9 miliar, cabe kecil seluas 2750 hektar dengan kerugian Rp 46,1 miliar, dan tomat seluas 283 hektar nilai kerugian Rp 8,5 miliar.
Lalu ada bawang merah seluas 67 hektar dengan kerugian Rp 135 juta, terong seluas 14 hektar dengan kerugian Rp 125 juta, kacang panjang seluas 36,5 hektar nilai kerugiannya Rp 346,8 juta, dan mentimun seluas 12,5 hektar nilai kerugian Rp 113,7 juta.
Juga ada tanaman buncis seluas 4 hektar nilai kerugian Rp 40 juta, ubi jalar seluas 2 hektar dengan nilai kerugian Rp 15 juta, ubi kayu 1 seluas hektar Rp 7,5 juta, bungkul seluas 1 hektar dengan nilai kerugian Rp 7,5 juta , nanas 2587 hektar, pisang 7 hektar, dan durian 9 hektar.
Kepala Bidang Penerangan Satlak PB Kabupaten Kediri Adi Suwignyo mengatakan, tanaman tersebut rusak karena terpapar abu vulkanis dari erupsi Kelud maupun penyakit yang timbul akibat material vulkanis itu.
Lahan pertanian itu berasal dari lima kecamatan, yaitu Kecamatan Ngancar, Kecamatan Kepung, Kecamatan Puncu, Kecamatan Wates, serta Kecamatan Plosoklaten.
"Namun jumlah itu masih penghitungan sementara. Saat ini pendataan di lapangan masih berlangsung," kata Adi, Sabtu (22/2/2014).