Kepada Kompas.com, Kamis (12/12/2013) siang tadi, Nur mengungkapkan, perlakuan guru tersebut sudah lama diadukan anaknya. "Namun karena pertimbangan masih ingin menjaga nama baik sekolah dan guru tersebut, saya menahan diri. Hingga akhirnya saya dapat kabar, Wali Kota mau berkunjung ke sekolah tersebut," terangnya.
Menurut Nur, oknum guru itu mengeluarkan kata-kata agar anaknya berhenti saja sekolah jika tidak bisa membeli buku pelajaran. "Mestinya guru tersebut tidak mengeluarkan kata seperti itu. Karena sama saja menjatuhkan semangat anak kami untuk bersekolah. Terlebih kata-kata tersebut dikeluarkan pada saat jam belajar. Tentunya anak kami malu," jelasnya.
Nur mengaku, dirinya juga baru tahu bahwa selama ini ada program pendidikan gratis yang telah lama dicanangkan pemerintah, melalui anggaran bana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
"Ternyata di sekolah tersebut tidak lagi memungut biaya untuk pembelian buku. Tapi guru tersebut tetap saja memaksakan anak kami membeli buku," ungkapnya.
Secara terpisah, Kepala SMPN 3 Parepare, Makmur mengatakan akan segera mengklarifikasi tuduhan pungli dan kata-kata tidak menyenangkan, terhadap guru yang bersangkutan. Makmur mengakui, sekolah yang dipimpinnya memang sejak beberapa tahun terakhir menerapkan pendidikan gratis, sebagai bentuk dukungan terhadap program pendidikan gratis yang diterapkan pemprov dan pemkot.
"Semua kita gratiskan hingga pakaian seragam pelajar, termasuk buku pendukung pelajaran. Dananya kita ambil dari dana BOS," katanya.
Namun, tambah Makmur, selain buku mata pelajaran yang sudah disiapkan di sekolah dari dana BOS, tetapi ada buku penunjang lainnya yang disediakan pihak perusahaan penerbitan buku.
"Siapa tahu yang dimaksud orangtua siswa tersebut adalah sales perusahan penerbitan," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.