Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Spesialis Mogok, Sebagian Pasien Dilayani di UGD

Kompas.com - 27/11/2013, 14:57 WIB
Kontributor Kolaka, Suparman Sultan

Penulis


KOLAKA, KOMPAS.com
— Sebanyak 10 dari 22 dokter di Rumah Sakit Benyamin Guluh Kolaka, Sulawesi Tenggara, melakukan aksi mogok kerja. Mereka adalah para tenaga ahli yang bertugas di bagian poli spesialis dan poli umum.

Informasi itu disampaikan Direktur Rumah Sakit Benyamin Guluh Kolaka dr Azis Amin kepada Kompas.com, Rabu (27/11/2013). Menurut Azis, para dokter yang mogok kerja telah berangkat ke Kota Kendari untuk bergabung bersama dokter lainnya di Sulawesi Tenggara untuk melakukan aksi unjuk rasa.

“Memang kami itu punya 22 dokter, tapi 10 orang itu berangkat ke Kendari untuk menggelar aksi solidaritas atas kasus rekan kami (dr Ayu) yang terjadi itu. Yang berangkat itu rata-rata para dokter yang ada di poli. Jadi khusus di rumah sakit ini, yang tidak ada pelayanan hanya di bagian poli,” kata Azis kepada Kompas.com, Rabu (27/11/2013).

Azis juga menambahkan bahwa semua pasien yang ada maupun yang baru masuk rumah sakit tetap dilayani. “Seluruh pelayanan kita larikan ke unit gawat darurat. Sementara untuk pasien yang telanjur masuk, kami tidak pulangkan. Semua berjalan normal, memang hanya poli saja yang tidak buka. Saya juga cukup memahami tindakan mogok teman-teman. Dan, pada intinya pelayanan kami di Kolaka ini tidak terhenti,” tegasnya.

Azis berharap Mahkamah Agung meninjau ulang putusan yang menimpa rekan-rekan dokter mereka dari Kota Manado. “Saya rasa kata-kata malapraktik itu yang perlu diperjelas. Kita ini menolong orang sakit, dan kalaupun meninggal itu sudah kehendak Tuhan. Kita para dokter itu bukanlah Tuhan,” cetusnya.

Sementara itu, berdasarkan pantauan Kompas.com di lapangan, memang beberapa bagian di Rumah Sakit Benyamin Guluh Kolaka tetap melayani pasien, misalnya, di bagian kesehatan ibu dan anak, bangsal anak, unit gawat darurat, dan ruangan lain masih tampak normal.

Kendati demikian, ada pasien yang merasa kecewa karena tidak bisa bertemu dengan beberapa dokter ahli. “Cuma merasa kecewa saja, Pak. Masalah aksi solidaritas kami paham, tapi bagusnya itu tidak pergi semua dokter ahli ini," kata Marten, warga Kolaka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com