Hal itu dikatakan Kepala Dinsonakertrans Bireuen, Akmal, S.Sos, MA, dalam sesi diskusi seusai pemutaran Film “Working Class Heroes” yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bireuen, Sabtu (16/11/2013).
Akmal mengimbau para pemodal segera mentaati dengan menyesuaikan upah buruh sesuai UMR yang ditetapkan provinsi. “Kita tidak ingin hal-hal buruk terjadi seperti aksi demo atau tindakan terorganisir lain di Bireuen. Untuk itu kita harapkan pemodal tidak bermental kapitalis,” ungkapnya.
Menyinggung pesan tersampaikan dalam film yang mengangkat isu serikat pekerja dalam memperjuangkan keadilan social dan kerja layak tersebut, Akmal mengakui sekurang-kurangnya ada tiga konsep yang ia garis bawahi untuk mengantisipasi aksi-aksi itu tidak terus terjadi.
Pertama, rasa memiliki buruh terhadap perusahaannya, di sini rasa empati pemilik modal harus tinggi menyikapi hal-hal krusial yang memang dibutuhkan karyawan. Selanjutnya tidak menciptakan kesenjangan seperti adanya karyawan tetap atau kontrak.
“Terakhir, adalah membangun solidaritas buruh agar menjadi wadah pemersatu untuk melakukan pendekatan secara advokasi bukan intimidasi,” jelas Akmal.
Hal senada diungkapkan Ketua AJI Bireuen, Yusmandin Idris, yang menyebutkan seyogianya berbagai pihak melakukan antisipasi terhadap kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi terkait kekecewaan buruh pada perusahaan.
Dia berharap intisari dari film yang ditonton 30 an peserta dari berbagai kalangan ini bisa menjadi pencerahan bukan sebaliknya. Film "Working Class Heroes" mengangkat bagaimana Indonesia dan Kolombia dengan pertumbuhan ekonomi pesat di negaranya tapi tidak mensejahterakan para buruh.
Film ini merupakan karya senieas Huub Ruijgrok dan Arno Van Beest yang diproduksi World Report bekerja sama dengan FNV Mondiaal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.