Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Bocah SD Tewas Akibat Lem Aibon

Kompas.com - 25/10/2013, 23:30 WIB

BANGKA, KOMPAS.com - Pi (12), bocah kelas 5 SDN 13 Gadung yang ditemukan tewas, Kamis (24/10/2013) sore. Berdasarkan hasil visum yang dilakukan Polres Basel di RSUD Basel, Pi tewas karena over dosis lem "Aibon" yang dihirupnya.

Kasus over dosis yang mengakibatkan tewasnya Pi ini sendiri merupakan kasus pertama di wilayah Babel.

Kaposek Toboali, Iptu Sondang Mulia Butarbutar mengungkapkan, bocah itu sendiri merupakan pemakai pemula.

"Korban baru makai lem Aibon. Waktu menghirupnya korban menggunakan kain agar uap lem tidak menyebar kemana-mana dan terhirup semua," ungkap Iptu Sondang Mulia Butarbutar, Jumat (25/10/2013).

Selanjutnya, Pi mengalami fly dan tak sadarkan diri, sementara uap Aibon terus terhirup tanpa ia sadari yang mengakibatkan bocah ini tewas overdosis.

"Kebetulan saat itu korban sendirian. Meninggalnya pun dalam keadaan fly. Dokter RSUD mengatakan kasus ini baru pertama kali di Basel, bahkan di Pulau Bangka," jelas Kapolsek.

Sehubungan dengan kasus penyalahgunaan "Aibon" yang merenggut nyawa bocah SD tersebut, Kapolsek berharap toko-toko yang menjual lem dapat secara selektif menjualnya.

"Jangan sembarangan menjual kepada anak kecil. Apalagi dalam jumlah banyak," ucapnya.

Sebelumnya, warga Desa Gadung, Kecamatan Toboali, Kamis (24/10/2013) sore dihebohkan dengan ditemukannya mayat Pi (12), bocah kelas 5 SD, di kebun PKK Desa Gadung.

Kepala Desa Gadung, A Basahir mengungkapkan, mayat Pi ditemukan sekitar pukul 17.00 WIB oleh dua orang anak kecil yang sedang bermain bola.

"Jadi pas bolanya jatuh ke kebun, dua orang anak tersebut mau mengambil bola dan menemukan mayat di situ," ungkapnya.

Ia menjelaskan, Pi merupakan putra Ma dan juga merupakan warganya. Berdasarkan informasi yang ia peroleh sebelumnya, sang bocah sepulang sekolah diketahui sudah pulang ke rumahnya.

Lalu bocah ini diajak main oleh temannya dan sorenya ditemukan sudah meninggal dunia di kebun PKK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com