Awalnya, mahasiswa terlibat perang batu dan panah dengan aparat kepolisian yang hendak membubarkan aksi demo yang menutup jalan depan kampus Unismuh. Belakangan, warga pun ikut membantu aparat kepolisian memukul mundur mahasiswa hingga masuk ke kampusnya.
Aksi saling lempar batu pun terjadi sekitar tiga jam di jalanan yang mengakibatkan arus lalu lintas lumpuh total. Warga yang terjebak kemacetan pun ikut membantu polisi membubarkan mahasiswa.
Dalam bentrokan itu, seorang mahasiswa terkena tembakan peluru karet petugas dan seorang anggota Polsekta Rappocini, Ajun Inspektur Dua (Aipda) Teodorus, terkena panah di dadanya. Kedua korban pun segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan tim medis.
Perang batu berhenti sekitar pukul 18.00 Wita setelah mahasiswa kembali masuk ke kampusnya. Para rektor tampak berusaha menenangkan mahasiswanya agar tidak keluar dan berjaga di pintu gerbang kampus.
Aksi demonstrasi mahasiswa dilakukan hampir setiap hari setelah rekan mereka, Aksal, tewas tertembak peluru anggota Resmob Polrestabes Makassar, Brigadir Yusuf, Kamis (19/9/2013) lalu. Aksal bersama rekannya, Ridwan, mengamuk di Jalan Sungai Saddang dan merusak lapak-lapak pedagang.
Aksal mengamuk sambil membawa parang dan senjata api rakitan jenis papporo. Aksal sempat melepaskan tembakan. Warga yang ketakutan berlari meminta perlindungan di Posko Resmob Polrestabes Makassar yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari lokasi kejadian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.