Penderitaan yang telah dirasakan warga ini lantaran tanah perkampungan mereka termasuk daerah tadah hujan. Jika musim kemarau tiba, setiap pagi dan sore warga harus menjinjing baskom maupun jeriken untuk mencari air.
"Sejak dulu begini, kalau pagi sama sore, kita jalan kaki ambil air," ungkap Kasmawati seusai mengambil air dari irigasi sawah, Kamis (12/9/2013).
Terik matahari serta tanah persawahan yang retak akibat kekeringan tak membuat semangat warga surut untuk mencari air demi bertahan hidup. Warga sudah pasrah dengan kondisi seperti ini. Namun, mereka tetap mengharapkan ada solusi dari pemerintah untuk mengatasi kesulitan air bersih di setiap musim kemarau.
"Setiap tahun kepala desa ajukan ke bupati maupun pihak dinas terkait, tetapi yang ada hanya janji yang tak pernah dipenuhi sampai sekarang," keluh Andi Ardiansyah, salah seorang pemuda setempat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.