BANDARLAMPUNG, KOMPAS.com - Observatorium Astronomi Itera Lampung (OAIL) Institut Teknologi Sumatera (Itera) mengabadikan pesona langit Lampung saat terjadi pemadaman listrik besar-besaran atau blackout yang terjadi pada 4-5 Juni 2024.
"Saat terjadi pemadaman listrik karena terjadi gangguan jaringan utama di wilayah Sumatera, termasuk Lampung."
"OAIL Itera memanfaatkannya untuk memotret pesona langit Lampung," kata Dosen Program Studi Sains Atmosfer dan Keplanetan Itera, Robiatul Muztaba di Bandarlampung, Kamis kemarin (6/6/2024).
Seperti dilansir Kantor Berita Antara, menurut Robiatul, kejadian blackout merupakan momen langka bagi astronom, khususnya untuk mendapatkan langit yang bebas dari polusi cahaya.
Baca juga: Cara Menyaksikan Konjungsi Bulan dan Jupiter Hiasi Langit Malam Ini
Sehingga, hal ini sangat bagus dimanfaatkan untuk mengabadikan langit Lampung, hingga menikmati keindahan galaksi bima sakti.
“Jika masyarakat sadari, dan melihat ke langit pada saat pemadaman listrik terjadi di sebagian besar wilayah Lampung, maka kemungkinan besar bisa melihat keindahan galaksi bima sakti yang membentang di atas kepala kita,” kata dia.
Dia menyebutkan, potret bentangan galaksi bima sakti berhasil diabadikan tim OAIL Itera melalui foto yang diperoleh saat terjadi pemadaman listrik, beberapa malam yang lalu.
Ia menerangkan polusi cahaya adalah tindakan yang berlebihan dan tidak efisien dalam menggunakan pencahayaan lampu.
Oleh karena itu, apabila masyarakat di kota-kota besar, menerapkan pencahayaan yang baik dan ramah lingkungan, tentu akan mendapatkan keindahan langit malam.
"Salah satu caranya adalah membuat tudung lampu. Tudung lampu tersebut berfungsi untuk membatasi pendaran cahaya yang mengarah ke langit sehingga hanya berfokus pada pencahayaan ke arah bumi saja," kata dia.
Baca juga: Dijuluki Planet Merah, Ilmuwan Temukan Langit Malam Mars Berwarna Hijau
Ia juga menyebutkan, memandangi langit malam merupakan salah satu cara manusia melakukan wisata spiritual.
“Kita akan membayangkan sejauh mana alam semesta itu? Dari mana kita berasal? Kenapa kita dilahirkan di bumi bukan di planet lainnya?"
"Pertanyaan sederhana namun sulit untuk menjawabnya akan membawa kita pada batas logika berpikir secara ilmiah, sehingga batin kitalah yang akan merasakan betapa kecilnya tentang keberadaan manusia jika dibandingkan alam semesta itu sendiri,” kata dia.
Menurut Robiatul, rumah galaksi yang ditempati ini adalah salah satu dari triliunan galaksi di alam semesta.
Para astronom, kata dia, telah memelajarinya dengan giat selama hampir satu abad, sejak Edwin Hubble menemukan bahwa Andromeda yang merupakan galaksi terdekat dari galaksi kita.