Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Purnamigran Asal Sumbawa, Tinggalkan Profesi Guru Honorer demi Bangun Bisnis Ikan Asin Beromzet Rp 10 Juta

Kompas.com - 29/05/2024, 08:19 WIB
Susi Gustiana,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ade Erma Lestari (37), purnapekerja migran Indonesia (PMI) asal Desa Jorok, Kecamatan Unter Iwes, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) sukses berwirausaha hingga omzet Rp 10 juta per bulan.

Para pekerja migran Indonesia purna atau yang tidak lagi menjadi PMI seperti Ade memiliki potensi besar berwirausaha secara mandiri, termasuk di NTB yang menjadi salah satu kantong terbesar PMI nasional.

Ade tampak tersenyum getir. Teringat kembali bagaimana perjuangan membangun bisnis yang dimulai sejak ia masih menjadi PMI di Hongkong pada 2014.

Baca juga: Lewat Spiritual Entrepreneurship Camp, Dompet Dhuafa Ajak Peserta Dalami Wirausaha dan Spiritualitas

“Saya buat ikan bage atau ikan asin dengan asam Jawa khas Sumbawa yang selalu dirindukan rasanya oleh para PMI di perantauan,” kata Ade saat ditemui, Selasa (28/5/2024).

Ia kebetulan menemukan ikan kecil yang cocok dibuat ikan bage di Hongkong dan bisnis itu terus berlanjut sampai sekarang.

“Awalnya, saya jual ikan bage ke teman-teman di Hongkong. Karena teknologi digital, saya bisa menjualnya tanpa batas wilayah,” ujarnya.

Saat ini, Ade dibantu dua karyawan. Dukungan untuk pengembangan bisnis juga dilakukan sang suami.

Pangsa pasar yang Ade jajaki adalah para PMI asal Sumbawa yang berada di Hongkong. Produknya kemudian bisa dipasarkan ke Jepang, Taiwan, dan negara Asia Tenggara.

Selain itu, pelanggan produk ikan asin, dendeng khas Sumbawa dan sambal milik Ade juga ada dari diaspora Indonesia yang berada di wilayah Eropa dan Timur Tengah.

“Iya, jadi saat di Hongkong saya menjaga lansia. Oleh majikan sebenarnya tidak dikasih wirausaha atau bisnis tetapi saya bilang rindu dengan masakan khas Sumbawa hingga ia mengizinkan saya buat ikan asin,” cerita Ade.

Upaya membangun bisnis sembari bekerja menjadi PMI bukan sekadar aji mumpung, sambungnya.

Baca juga: Cerita Sabram 22 Tahun Jadi Marbut Masjid, Dapat Bantuan Wirausaha

Saat itu, anak Ade yang berada di Sumbawa sedang sakit dan harus operasi. Ia kemudian memutar otak bagaimana caranya mendapatkan tambahan penghasilan yang halal.

Sebelum berangkat ke Hongkong, Ade adalah guru honorer di SMAN 3 Sumbawa. Ia guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Gajinya sebagai guru honorer yang tak seberapa hanya bisa untuk kebutuhan sehari-hari. Sementara sang suami juga tak punya penghasilan tetap.

“Waktu itu, anak saya sakit. Uang tabungan kami habis untuk biaya pengobatan anak. Sementara anak harus operasi supaya bisa sembuh. Hingga saya berangkat menjadi PMI ke Hongkong,” kisah Ade.

Meski berat meninggalkan anaknya yang sedang sakit, ia tak punya pilihan lain. Selama 3 tahun bekerja di Hongkong, ia pulang ke Sumbawa dan sang anak bisa dioperasi dari penyakit hernia.

“Alhamdulillah, anak saya bisa sembuh,” sembari tersenyum haru.

Tak lama setelah pulang dari Hongkong, ia mendapatkan kesempatan kolaborasi riset dengan profesor asal Jepang.

“Dari beasiswa penelitian itu saya berangkat ke Jepang selama dua tahun. Saya tinggal di Tokyo,” ucap Ade.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPDB SMA/SMK Dibuka Malam Ini, Pj Gubernur Banten Ultimatum Tak Ada Titip Menitip Siswa

PPDB SMA/SMK Dibuka Malam Ini, Pj Gubernur Banten Ultimatum Tak Ada Titip Menitip Siswa

Regional
Kasus Ayah Bunuh Anak di Serang, Warga Lihat Pelaku Kabur Bawa Golok dengan Bercak Darah

Kasus Ayah Bunuh Anak di Serang, Warga Lihat Pelaku Kabur Bawa Golok dengan Bercak Darah

Regional
4 Orang Tewas Ditabrak Mobil Elf di Aceh Timur, Ini Kronologinya

4 Orang Tewas Ditabrak Mobil Elf di Aceh Timur, Ini Kronologinya

Regional
Pilkada Salatiga Rawan Politik Uang, Gerindra Sebut Elektabilitas Tinggi Tak Jaminan Terpilih

Pilkada Salatiga Rawan Politik Uang, Gerindra Sebut Elektabilitas Tinggi Tak Jaminan Terpilih

Regional
Sebelum Bunuh Anaknya, Pria di Serang Banten Sempat Minta Dibunuh

Sebelum Bunuh Anaknya, Pria di Serang Banten Sempat Minta Dibunuh

Regional
Berantas Judi Online, Ponsel Aparat di Polres Bengkulu Utara Diperiksa

Berantas Judi Online, Ponsel Aparat di Polres Bengkulu Utara Diperiksa

Regional
KAI Tanjungkarang Tutup Perlintasan Sebidang Liar di Martapura

KAI Tanjungkarang Tutup Perlintasan Sebidang Liar di Martapura

Regional
Ayah di Serang Bunuh Balitanya yang Tidur Pulas, Ada Sang Ibu dan Kakak di TKP

Ayah di Serang Bunuh Balitanya yang Tidur Pulas, Ada Sang Ibu dan Kakak di TKP

Regional
Butuh Uang untuk Judi Online, Remaja 14 Tahun Curi Sepeda Motor

Butuh Uang untuk Judi Online, Remaja 14 Tahun Curi Sepeda Motor

Regional
Mengintip Persiapan Warga Kalibeji Semarang untuk Sambut Jokowi, Lembur Kerja Bakti Selama 4 Hari

Mengintip Persiapan Warga Kalibeji Semarang untuk Sambut Jokowi, Lembur Kerja Bakti Selama 4 Hari

Regional
Santri Tewas Terseret Arus Sungai Saat Bersihkan Alat Potong Hewan

Santri Tewas Terseret Arus Sungai Saat Bersihkan Alat Potong Hewan

Regional
'Long Weekend', Kunjungan Wisatawan di Magelang Naik 5 Kali Lipat

"Long Weekend", Kunjungan Wisatawan di Magelang Naik 5 Kali Lipat

Regional
Soal Pilkada Solo, Gusti Bhre: Masih Fokus Pura Mangkunegaran

Soal Pilkada Solo, Gusti Bhre: Masih Fokus Pura Mangkunegaran

Regional
Ayah yang Bunuh Anaknya di Banten Dikenal Sayang Keluarga

Ayah yang Bunuh Anaknya di Banten Dikenal Sayang Keluarga

Regional
ODGJ di Bima Kejar Polisi dengan Parang

ODGJ di Bima Kejar Polisi dengan Parang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com