BATAM, KOMPAS.com - Direktorat Narkoba Polda Kepri menggerebek satu unit apartemen mewah, yang diubah menjadi lokasi pabrik sabu rumahan.
Dari hasil pemeriksaan sementara, apartemen tersebut difungsikan sebagai lokasi pengeringan sabu berbentuk cairan. Nantinya cairan tersebut akan diubah menjadi sabu berbentuk kristal sebelum diedarkan.
Dalam penggerebekan di unit 18-C2 Queen Victoria Apartemen ini, Kepolisian menemukan 68 botol sabu cair dengan total berat 33,5 liter.
Baca juga: Grebek Pabrik Sabu di Apartemen Mewah, 3 Orang Diamankan
Kepolisian juga mengamankan satu unit pemilik apartemen berinisial AR (37) dan dua orang lainnya yang diduga pasangan suami-isteri berinisial IS dan FM.
"Mereka sudah produksi di unit apartemen ini selama tiga hari. Gerak-gerik pelaku ini sudah dipantau oleh petugas selama berbulan-bulan," jelas Kapolda Kepri, Irjen Pol Yan Fitri, ditemui sebelum meninggalkan lokasi penggerebekan, Senin (27/5/2024).
Dari puluhan botol sabu cair yang disita, Kapolda menyebut, ada 10 botol sabu cair yang akan dipaketkan. Diduga akan dikirimkan ke luar Provinsi Kepri.
Baca juga: Terjerat Sabu 70 Kg, Anggota DPRD PKS Terpilih di Aceh Tamiang Dipecat
Tidak hanya itu, sebanyak 6 botol lainnya juga terlihat sudah dalam keadaan terbuka. Polisi menyebut cairan dari keenam botol ini, tengah dalam proses produksi untuk dijadikan kristal.
"Karena di lokasi bisa dilihat sudah ada narkotika jenis sabu, yang telah dipaketkan oleh para pelaku yang diamankan di atas," lanjutnya.
Saat ini, Kepolisian masih terus mendalami ketiga pelaku. Komplotan ini diduga kerap berpindah lokasi untuk menghindari kecurigaan aktivitas produksi sabu dari laboratorium rumahan ini.
Yan menyebut, dari satu liter cairan, dapat menghasilkan 2 kilogram sabu berbentuk kristal.
"Terkait yang lainnya nanti akan dijelaskan lebih lanjut. Kini masih tahap pendalaman," jelasnya.
Sementara itu, berdasarkan keterangan salah satu petugas keamanan, pelaku AR (37) baru satu minggu menempati apartemen di lantai 18 tersebut dengan cara menyewa.
Pihaknya juga mengaku tidak terlalu mengenal pemilik unit apartemen, yang terkesan tertutup terhadap penghuni lain.
"Baru seminggu menempati unit apartemen ini. Kita juga tidak tahu apa kegiatan penghuni di dalam," paparnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.