BANYUMAS, KOMPAS.com - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memperluas jarak radius aman dari kawah Gunung Slamet yang semula 2 kilometer menjadi 3 kilometer.
Hal itu menyusul adanya peningkatan aktivitas vulkanik gunung terbesar di Pulau Jawa ini, dalam beberapa hari terakhir.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas Budi Nugroho mengatakan, status Gunung Slamet masih pada level II atau waspada.
"Informasi yang kami terima dari PVMBG, dalam beberapa hari terakhir Gunung Slamet mengalami peningkatan aktivitas vulkanik, namun statusnya masih waspada," kata Budi kepada wartawan, Jumat (17/5/2024).
Baca juga: Apa Itu Hipotermia, Penyebab Mahasiswa Unsoed Tewas di Gunung Slamet
Menurut Budi, sejak Kamis (16/5/2024), PVMBG hanya mengubah jarak rekomendasi dari radius 2 kilometer menjadi 3 kilometer.
"Dengan adanya perluasan jarak rekomendasi tersebut, masyarakat atau wisatawan tidak boleh beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari puncak Gunung Slamet," katanya lagi.
Meski demikian, Budi meminta masyarakat tetap tenang. Desa terdekat dengan Gunung Slamet jauh dari radius tersebut.
"Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan waspada serta tidak terpancing informasi-informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya terkait dengan aktivitas Gunung Slamet," kata Budi.
Masyarakat yang membutuhkan informasi terkini mengenai aktivitas Gunung Slamet dapat menghubungi BPBD Banyumas atau Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Slamet PVMBG di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang.
Seperti diketahui, PVMBG menaikkan tingkat aktivitas Gunung Api Slamet dari Level I (Normal) menjadi Level II (Waspada) sejak 19 Oktober 2023, pukul 08.00 WIB.
Baca juga: Banjir Jakarta, Apa Itu Hipotermia dan Bagaimana Gejalanya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.