Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi "May Day" di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Kompas.com - 01/05/2024, 19:26 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Aksi unjuk rasa peringatan May Day atau Hari Buruh Sedunia di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah pada Rabu (1/5/2024) berujung ricuh.

Kericuhan terjadi saat berlangsung unjuk rasa gelombang kedua yang diikuti ratusan mahasiswa dan buruh, sekitar 15.00 WIB.

Polisi sampai menyemprotkan water canon lantaran demonstran coba mendobrak gerbang Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah (DPRD Jateng).

Baca juga: May Day 2024, Pengemudi Ojek Online Tuntut Status Jadi Pekerja Tetap

 

Alhasil massa berhamburan menyebar di Jalan Pahlawan, Kota Semarang.

Pantauan Kompas.com, sejumlah peserta aksi terlihat memanjat gerbang dan berusaha merangsek masuk. 

Namun, polisi menghalangi massa menerobos gerbang dan melakukan barikade di belakang pagar.

"Revolusi, revolusi, revolusi," teriak pendemo yang berorasi di lokasi.

Sebelum kericuhan pecah, terlihat cekcok antara polisi dengan massa aksi karena diduga terjadi pemukulan.

"Kami hanya ingin masuk ke dalam, Pak. Tolong buka pintu, kami ingin masuk ke dalam, kami bukan musuh kalian, tapi sayang tidak diindahkan. Kami sangat menyayangkan kejadian ini," ujar Koordinator Lapangan atau perwakilan dari peserta aksi demo Ahmad Raka Syafiq.

Belum diketahui jumlah demonstran yanga terluka.

Baca juga: Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Namun, Syafiq menyatakan ada beberapa mahasiswa yang sempat terhempas jatuh setelah disemprot dengan water canon.

Beberapa lainnya mengalami robek di pakaiannya.

Dia menegaskan percobaan masuk ke dalam Kantor Gubernur Jateng dilakukan agar dapat menyampaikan aspirasi secara langsung kepada pemerintah.

"19 tuntutan kami itu adalah hasil konsolidasi dari gerakan di teman-teman Semarang itu, salah satunya terkait dengan Undang-Undang Cipta Kerja, perlindungan perempuan, kemudian terkait dengan pendidikan, yang kami tolak adalah komersial pendidikan," pungkasnya. 

Baca juga: Mengenang Mei 1923, Saat Mogok Buruh Lumpuhkan Transportasi Semarang

Sementara itu, Kelompok buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) melayangkan tiga tuntutan kepada pemerintah.

Mulai dari pencabutan Omnibuslaw, pencabutan gugatan (Asosiasi Pengusaha Indonesia) Apindo terhadap UMK Jateng 2024, penghapusan outsorcing tolak upah murah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Air Minum Dalam Kemasan Menjamur di Sumbar, Warga Wajib Waspada

Air Minum Dalam Kemasan Menjamur di Sumbar, Warga Wajib Waspada

Regional
Bersama Mendagri dan Menteri ATR/BPN, Walkot Makassar Diskusikan Kebijakan Pemda soal Isu Air di WWF 2024

Bersama Mendagri dan Menteri ATR/BPN, Walkot Makassar Diskusikan Kebijakan Pemda soal Isu Air di WWF 2024

Regional
Ditahan 3 Hari, Dokter yang Cabuli Istri Pasien di Palembang Kena DBD

Ditahan 3 Hari, Dokter yang Cabuli Istri Pasien di Palembang Kena DBD

Regional
Pegi Disebut Otak Pembunuhan Vina Cirebon, Polisi: Ini Masih Pendalaman

Pegi Disebut Otak Pembunuhan Vina Cirebon, Polisi: Ini Masih Pendalaman

Regional
Tabrak Tiang Lampu, Pembonceng Sepeda Motor Asal Semarang Tewas di TKP

Tabrak Tiang Lampu, Pembonceng Sepeda Motor Asal Semarang Tewas di TKP

Regional
Tembok Penahan Kapela di Ende Ambruk, 2 Pekerja Tewas

Tembok Penahan Kapela di Ende Ambruk, 2 Pekerja Tewas

Regional
Kekecewaan Pedagang di Pasar Apung 3 Mardika, Sudah Bayar Rp 30 Juta tapi Dibongkar

Kekecewaan Pedagang di Pasar Apung 3 Mardika, Sudah Bayar Rp 30 Juta tapi Dibongkar

Regional
El Nino Geser Pola Tanam, Bupati Blora Apresiasi Bantuan 164 Pompa Air dari Kementan

El Nino Geser Pola Tanam, Bupati Blora Apresiasi Bantuan 164 Pompa Air dari Kementan

Regional
Pabrik Narkoba di Rumah Elit Surabaya Ternyata Jaringan Malaysia, Produksi 6,87 Juta Butir Obat Terlarang

Pabrik Narkoba di Rumah Elit Surabaya Ternyata Jaringan Malaysia, Produksi 6,87 Juta Butir Obat Terlarang

Regional
Tiga Kader dan Seorang Kades Berebut Rekomendasi PDI-P Maju Pilkada Serentak 2024 di Sukoharjo, Siapa Saja Mereka?

Tiga Kader dan Seorang Kades Berebut Rekomendasi PDI-P Maju Pilkada Serentak 2024 di Sukoharjo, Siapa Saja Mereka?

Regional
Nabung Bertahun-tahun, Penjual Air Galon Isi Ulang Ini Akhirnya Bisa Naik Haji

Nabung Bertahun-tahun, Penjual Air Galon Isi Ulang Ini Akhirnya Bisa Naik Haji

Regional
Di Workshop International WWF 2024, Danny Pomanto Bahas Sombere' dan Smart City

Di Workshop International WWF 2024, Danny Pomanto Bahas Sombere' dan Smart City

Regional
Eks Pimpinan Bank Pelat Merah di Riau Ditangkap, Diduga Korupsi Dana KUR Rp 46,6 M

Eks Pimpinan Bank Pelat Merah di Riau Ditangkap, Diduga Korupsi Dana KUR Rp 46,6 M

Regional
Eks Dirut BUMD Sumsel Dituntut 4,5 Tahun Penjara Terkait Dugaan Korupsi 18 M

Eks Dirut BUMD Sumsel Dituntut 4,5 Tahun Penjara Terkait Dugaan Korupsi 18 M

Regional
Eks Wakil Ganjar Pranowo Jadi Orang Pertama yang Daftar Penjaringan Pilkada Jateng di PDI-P

Eks Wakil Ganjar Pranowo Jadi Orang Pertama yang Daftar Penjaringan Pilkada Jateng di PDI-P

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com