KOMPAS.com - Salah satu yang dikenal dari sosok Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau Ki Hajar Dewantara adalah semboyan “tut wuri handayani”.
Semboyan ini adalah salah satu dari tiga semboyan Ki Hajar Dewantara yang ditulis dalam bahasa Jawa.
Baca juga: Arti 3 Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Trilogi yang Dicetuskan Bapak Pendidikan Indonesia
Selain “tut wuri handayani”, ada pula semboyan yang berbunyi “ing ngarsa sung tulada” dan “ing madya mangun karsa”.
Seperti hari lahir Ki Hajar Dewantara yang diperingati setiap tanggal 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), semboyan “tut wuri handayani” juga diabadikan dalam logo Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Dilansir dari laman Kemdikbud, berkut adalah sejarah dan arti lambang Tut Wuri Handayani.
Baca juga: 5 Makna Lambang Tut Wuri Handayani
Pada 1977, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menggelar sayembara pembuatan lambang yang terbuka bagi masyarakat.
Baca juga: 6 Tokoh Kebangkitan Nasional, Salah Satunya Ki Hajar Dewantara
Melalui SK Menteri P dan K No.037/P/1977 tertanggal 14 Februari 1977, dibentuklah Panitia Sayembara Pembuatan Lambang Departemen yang beranggotakan pejabat departemen yang mewakili unit-unit fungsional dan beberapa pejabat terpilih karena keterlibatan dalam profesi seni.
Panitia Sayembara Pembuatan Lambang Departemen kemudian membentuk sekretariat.
Dibentuk pula tim juri yang beranggotakan beberapa anggota panitia, serta anggota tambahan yaitu Dr.Soekmono (Arkeolog), Prof. Drs.H.A.Sadali (Departemen Seni Rupa ITB), dan Drs.Abdulkadir M.A (Ketua Sekolah Tinggi Seni Rupa ASRI Yogyakarta).
Selain itu, ada juga tim modifikasi rancangan gambar lambang yag bekerjasama dengan Departemen Seni Rupa ITB dan Sekolah Tinggi Seni Rupa ASRI Yogyakarta.
Sayembara yang diiklankan dan disiarkan melalui beberapa surat kabar nasional tersebut mendapat sambutan dari masyarakat. Tidak kurang dari 1.600gambar diterima oleh panitia.
Sayangnya, dari hasil penilaian juri tidak muncul satupun gambar yang sepenuhnya memenuhi norma penilaian. Namun ada 10 gambar terbaik yang kemudian diganjar dengan hadiah.
Dari 10 gambar terbaik tersebut kemudian diadakan modifikasi menjadi sebuah lambang yang akhirnya digunakan sebagai logo Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Logo tersebut juga tertuang Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 6 September 1977, No. 0398/M/1977 tentang penetapan Lambang Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.