Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Sungkem Tlompak, Wujud Syukur Masyarakat Lereng Gunung Merbabu

Kompas.com - 17/04/2024, 22:08 WIB
Egadia Birru,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com – Setiap tanggal 5 Syawal atau lima hari usai Idul Fitri, sebagian warga di kaki Gunung Merbabu menggelar tradisi Sungkem Tlompak. Tradisi berupa ziarah ke mata air yang bermula dari situasi paceklik zaman baheula.

Tlompak adalah nama mata air di Dusun Gejayan, Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Masyarakat setempat dan sekitar memuliakan Tlompak dengan segala mitos yang menyelubunginya.

Baca juga: Riyoyo Kupat, Tradisi Lebaran Ketupat di Lamongan dan Gresik

Ia masih terlindungi rimbunnya hutan di lereng Gunung Merbabu. Air mengalir ke sembilan saluran yang masing-masing dipercaya punya manfaat tersendiri.

Singgih Arif Kusnadi (35), warga Desa Banyusidi menuturkan, masyarakat pantang untuk menebang pohon di area Tlompak. Bahkan, sesederhana mencabut rumput pun tabu.

Keyakinan masyarakat tersebut justru berkembang terhadap seluruh mata air yang berada di sana. Dampak baiknya masyarakat peduli dan tidak sembarangan terhadap alam.

“Ada mitos bahwa mata air dihuni Dewi Nawang Wulan dan dijaga ular buntung, sehingga tidak boleh diganggu. Akhirnya, alam masih terjaga karena dibalut dengan mitos-mitos,” kata Singgih saat dihubungi Kompas.com, Rabu (17/4/2024).

Kesadaran ekologis-spiritual di atas paling tidak terbentuk melalui tradisi Sungkem Tlompak.

Setiap 5 Syawal, masyarakat menziarahi mata air itu sembari membawa sesaji dan melakukan ritual, macam tabur bunga dan bakar kemenyan.

Pada Senin (15/4/2024) lalu, Sungkem Tlompak diselenggarakan.

“Menurut masyarakat setempat, lebaran yang sesungguhnya itu pas Sungkem Tlompak. Karena banyak orang datang,” cetus Singgih.

Sungkem Tlompak ditengarai bermula saat kondisi gagal panen serta susah cari makan yang dihadapi warga Dusun Keditan, Desa Pogalan, Pakis.

Masyarakat lantas menggelar syukuran memohon kepada Semesta agar terhindar dari mala. Tidak cuma berdoa, mereka juga menghelat beragam kesenian untuk menolak bala.

Tidak ada sumber tertulis yang menyebut waktu persis kali pertama tradisi tersebut digelar. Singgih bersaksi, berdasarkan cerita orang tua dan simbahnya, Sungkem Tlompak sudah digelar sejak masa kolonialisme Belanda.

“Lama-kelamaan Sungkem Tlompak menjadi tradisi kebersamaan. Antara Dusun Gejayan dan Keditan seperti keris dan warangka (selubung), saling membutuhkan,” kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Lewotobi Laki-laki 2 Kali Meletus Pagi Ini, Disertai Gemuruh

Gunung Lewotobi Laki-laki 2 Kali Meletus Pagi Ini, Disertai Gemuruh

Regional
Komplotan Pembobol Rumah di Semarang Pura-Pura Jualan Minyak Urut untuk Cari Target

Komplotan Pembobol Rumah di Semarang Pura-Pura Jualan Minyak Urut untuk Cari Target

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com