Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Menurunnya Jumlah Wisatawan di Magelang Saat Libur Lebaran 2024

Kompas.com - 17/04/2024, 16:57 WIB
Egadia Birru,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com – Selama masa libur Lebaran 2024, jumlah kunjungan di obyek wisata di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah menurun dibandingkan momentum yang sama pada tahun lalu.

Lesunya ekonomi ditengarai memicu warga enggan berwisata.

Ketua Forum Daya Tarik Wisata Kabupaten Magelang, Edward Alfian mengatakan, berdasarkan laporan pengelola obyek wisata, jumlah pengunjung selama masa libur lebaran tahun ini menurun lebih dari 50 persen dibandingkan 2023.

“Yang turunnya tidak signifikan, seperti Tol Kahyangan, Ketep Pass, Candi Borobudur, di angka 10-20 persen. Tetapi, obyek wisata lain kunjungannya (turun) lebih dari 50 persen,” jelasnya saat ditemui di kompleks Setda Kabupaten Magelang, Rabu (17/4/2024).

Baca juga: Ratusan Wisatawan di Malioboro Kena Tegur Jogobaran Selama Libur Lebaran, Mengapa?

Edward menilai, ada tiga faktor yang menyebabkan jumlah kunjungan wisatawan menurun.

Pertama, intensitas hujan yang lama. Terlebih, kebanyakan destinasi wisata di Kabupaten Magelang berkarakter luar ruangan (outdoor).

Kedua, pembukaan tol fungsional Solo-Yogyakarta dinilai mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan. Alhasil, warga tidak lagi melintas di wilayah Kabupaten Magelang.

Baca juga: Tak Biasa, Pasangan di Magelang Ijab Kabul di Atas Motor Trail, Bagaimana Ceritanya?


Penurunan jumlah wisatawan di Magelang

Puncak Gunung Merapi pasca meletus, Jumat (1/6/2018), pukul 08.20 WIB, dilihat dari objek wisata Ketep Pass, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, atau sekitar 8 kilometer dari puncak. KOMPAS.com/IKA FITRIANA Puncak Gunung Merapi pasca meletus, Jumat (1/6/2018), pukul 08.20 WIB, dilihat dari objek wisata Ketep Pass, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, atau sekitar 8 kilometer dari puncak.

Terakhir, ekonomi yang lesu turut mempengaruhi keengganan warga untuk berwisata, sehingga obyek wisata pun kena dampaknya.

“Setelah pemilu, ekonomi sedang tidak baik-baik saja. Memang, pemudik lebih banyak datang dibandingkan tahun lalu. Tetapi, karena faktor ekonomi, menjadikan mereka menahan diri untuk berwisata,” papar Edward yang juga Kepala Bidang Pemasaran dan Promosi Ketep Pass.

Di Ketep Pass, misalnya, terhitung sejak lebaran atau 10 April 2024, terdapat sekitar 15.000 wisatawan.

Jumlah ini menurun ketimbang tahun lalu yang mencapai 18.000 wisatawan.

Baca juga: Keluh Kesah Ribuan Pedagang di Candi Borobudur, Tolak Relokasi Khawatir Dagangan Tidak Laku

Begitu juga di Taman Wisata Candi Borobudur, jumlah kunjungan masa libur Lebaran 2024 jauh dari target.

Pengelolanya sendiri menetapkan masa ramai libur lebaran selama 10 hari, mulai 8-17 April. Selama periode ini ditargetkan jumlah kunjungan 97.400 wisatawan.

Sementara itu, General Manager PT Taman Wisata Candi Borobudur, Jamaludin Mawardi menuturkan, sampai Selasa (16/4/2024), jumlah kunjungan terdata sekitar 68.900 wisatawan. Terdiri atas 90 persen wisatawan domestik dan 10 persen wisatawan mancanegara.

Baca juga: Pekan Depan, Naik ke Bangunan Candi Borobudur Ada Tarif Baru, Khusus Libur Lebaran

Untuk hari ini, diprediksi jumlah wisatawan sekitar 5.000. Sehingga, total jumlah pengunjung selama 10 hari ditaksir sebanyak 74.000 wisatawan.

“Ini masih hipotesa. Bisa jadi penurunan jumlah kunjungan karena terpengaruh isu pembatasan pengunjung (naik ke bangunan candi). Mereka mengira tidak mendapat kesempatan, sehingga membatalkan (kunjungan),” kata dia saat ditemui di kompleks Setda Kabupaten Magelang, Rabu.

Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Magelang, Mulyanto mengatakan, jumlah kunjungan selama masa libur Lebaran 2024 sekitar 120.000, turun 50.000 dibandingkan tahun lalu.

“Capaian ini menjadi evaluasi bagi kami agar ke depan masyarakat mau berwisata di Kabupaten Magelang,” ucapnya saat ditemui di kompleks Setda Kabupaten Magelang, Rabu.

Baca juga: Hendak Dijual untuk Biaya Haji, Sapi Limosin Warga Magelang Malah Dicuri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com