NUNUKAN, KOMPAS.com – "Saya tidak pernah mendengar larangan suami yang tidak mengizinkan saya mengajar. Saya tidak ingin melihat anak-anak trans di daerah saya tinggal, tidak belajar."
Begitu ungkapan hati Elin, seorang guru yang membantu mengajar di SMP Filiar Budi Luhur, Sebakis, Nunukan, Kalimantan Utara, kepada Kompas.com, Minggu (7/4/2024).
Elin, menjadi guru yang belum terdaftar dalam Dapodik, sejak memutuskan membantu mengajar 60 pelajar SMP di tengah perkebunan kelapa sawit, Pulau Sebakis, lokasi warga transmigran.
‘’SMP berdiri di lahan milik Dinas Transmigrasi pada 2013, dan bangunan kayunya dipinjam untuk sekolah."
"Pada 2017, saya tergerak untuk mengajar anak-anak karena sekolah kekurangan guru,’’ ujar Elin memulai ceritanya.
Wilayah Sebakis, sebenarnya tidak jauh dari Ibu Kota Kabupaten Nunukan. Jika ditempuh menggunakan speed boat/kapal cepat, maka dari Nunukan hanya dibutuhkan waktu sekitar satu jam.
Begitu sampai di dermaga tradisional Sebakis, masih harus ditempuh jarak sekitar satu jam perjalanan darat melewati perkebunan kelapa sawit.
‘’Waktu itu, sekolah kayu kami mengkhawatirkan karena memang bangunannya ambruk dan miring,’’ kata Elin.
Anak-anak transmigran juga harus berangkat saat pagi buta, melintasi jalanan setapak kebun sawit.
Kalau cuaca cerah, maka mereka akan dengan mudah sampai sekolah, meski dengan berjalan kaki.
Namun ketika hujan tiba, mereka tidak bisa bersekolah, karena kondisi jalanan akan berubah menjadi lembek dan berlumpur.
‘’Guru juga tidak berangkat kalau hujan. Kasihan anak-anak sering tidak belajar. Padahal mereka kadang menenteng sepatu, nyeker pergi ke sekolah dengan kondisi belepotan lumpur,’’ tutur dia.
Elin mengaku bercita-cita menjadi guru, bahkan sejak dia kecil. Ia memiliki kekaguman terhadap sosok guru yang dirasa berperan besar dalam membentuk karakter generasi penerus bangsa.
Guru, kata dia, memiliki tanggung jawab dan beban moral terhadap keberlangsungan pendidikan anak Bangsa.
‘’Makanya, begitu di daerah saya ada kesempatan mengajar, saya langsung daftar, dan meneruskan kuliah sambil mengajar anak-anak di Sebakis,’ ’kata Elin.