SEMARANG, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, sembilan kabupaten/kota terdampak banjir di Jawa Tengah berstatus tanggap darurat.
Sembilan kabupaten/kota tersebut yakni Kota Semarang, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Kendal, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Kudus, Kabupaten Demak, Kabupaten Pati dan Kabupaten Jepara.
Baca juga: Soal Banjir di Jawa Tengah, Modifikasi Cuaca Diperpanjang, Tanggul Jebol di Demak Mulai Digarap
Hal itu disampaikan langsung oleh Kepala Badan BNPB, Letjen Suharyanto, usai memimpin Rapat Koordinasi Kesiapan dan Penangan Bencana di Wilayah Jawa Tengah di Ruang Rapat Gedung B Kantor Gubernur Jateng, pada Senin (18/3/2024).
Merespons kondisi banjir itu, teknologi modifikasi cuaca (TMC) oleh Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan diperpanjang hingga (20/3/2024) mendatang.
"Untuk menyikapi terkait dengan cuaca yang kemudian di depan ini masih ekstrem kita sudah mendapat arahan dari BMKG dan sudah menggelar teknologi modifikasi cuaca (TMC)," kata Suharyanto pada awak media.
Saat ini TMC di Jateng sudah berlangsung selama tiga hari. Menurutnya operasi TMC ini cukup berhasil, mengalihkan curah hujan ke wilayah lainnya.
Upaya ini menjadi penting mengingat tanggul sungai Wulan di Demak jebol kembali. Untuk menutup tanggul itu, maka pihaknya harus menekan potensi hujan di Jateng. Sehingga perbaikan dapat berjalan baik.
"Ini sudah hari ketiga kita laksanakan (modifikasi cuaca) dan sudah sembilan shortie, diperpanjang sampai tanggal 20 Maret operasi TMC ini dilaksanakan. Khsususnya sampai tanggul tertutup karena kalau tanggul belum tertutup lalu hujan dari hulu, ya sama saja," lanjutnya.
Dalam sehari, satu ton garam ditaburkan di atas awan sebanyak tiga kali. Dengan begitu hujan akan turun di laut sebelum awan bergessr ke daerah rawan banjir.
"Sekali terbang 1 ton bahan semai, dengan kasarnya kalau disebar garamnya itu kalau awa terbentuk di Demak jadi awannya ke tengah laut," terangnya.
Baca juga: Banjir Rendam Sekolah dan Permukiman Warga di Bangka Tengah
Di samping itu, Kepala Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut, Jateng menjadi prioritas modifikasi cuaca mengingat banyaknya wilayah yang terendam banjir.
"Terus terang diutamakan di Jawa Tengah ya, di Semarang dan Demak karena ini sudah tergenang. Sebetulnya paralel ada di beberapa wilayah lainnya. Namun kita prioritaskan di sini," jelas Dwi.
Lebih lanjut, BMKG memprediksi setelah 20 Maret 2024 intensitas hujan akan menurun.
"Setelah tanggal 20 Maret ada tren penurunan curah hujan, asal tidak terjadi fenomena yang mendadak tiba-tiba terjadi," tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.