GROBOGAN, KOMPAS.com - Unggahan video yang mendokumentasikan sejumlah warga berjibaku mengantar jenazah di tengah kepungan banjir setinggi 1,5 meter baru-baru ini viral di media sosial.
Rekaman ponsel berdurasi 28 detik itu memperlihatkan keranda berselimut kain hijau bertuliskan huruf Arab diapungkan menggunakan rakit pohon pisang.
Sementara warga mengawalnya menuju pemakaman dengan membelah banjir seleher orang dewasa.
Baca juga: Pamit Pulang Rumah, Dua Santriwati di Grobogan Tewas Terseret Banjir
Mereka memegang erat dan mendorongnya secara hati-hati menyeberangi banjir mengarah ke akses jalan yang tidak tersentuh banjir.
Begitu dalamnya banjir, orang-orang yang menceburkan diri mengiringi jenazah hanya terlihat bagian kepalanya saja. Sepintas terlihat seperti di kawasan sungai.
Keranda selanjutnya dipikul bersama-sama ke tempat peristirahatan terakhir yang tak terdampak banjir.
Para pelayat yang tak berani melintas pun berkerumun dan hanya bisa menyaksikan dari kejauhan.
Baca juga: Update, 11 Kecamatan di Demak Terendam Banjir, 22.725 Jiwa Mengungsi
Lantas, bagaimana faktanya?
Baca juga: Pantura Demak Lumpuh, Semarang-Kudus Dialihkan Alternatif Jalur Jepara
Hasil penelusuran Kompas.com, insiden memilukan itu terjadi di Desa Sembungharjo, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Kamis (14/3/2024).
"Iya, benar dan dimakamkan usai salat Zuhur. Salah satu warga kami meninggal karena sakit. Kebetulan akses jalan yang dilalui menuju makam itu cekung dan kebanjiran. Alhamdulillah lancar," terang Kades Sembungharjo Sudarsono saat dikonfirmasi, Senin (18/3/2024).
Menurut dia, akses menuju Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Sembungharjo yang cekung kerap kali menjadi langganan banjir saat musim penghujan.
Sehingga warga sudah terbiasa mengantarkan jenazah menembus banjir.
"Memang langgan banjir, karena jalannya posisinya menurun. Cukup dalam semeter lebih. Kalau makamnya aman dari banjir. Doakan semoga ada anggaran untuk meninggikan supaya saat ada luapan Sungai Lusi tidak kebanjiran," kata Sudarsono.
Baca juga: Banjir Grobogan Rendam 13.341 Rumah, 4.352 Hektar Sawah, dan 80 Fasilitas Pendidikan
Sementara itu, Kapolsek Panunggalan, AKP Siswanto mengatakan, banjir di wilayah hukumnya terjadi sejak Rabu (13/3/2024) lalu akibat luapan sungai Lusi.
Terpantau belasan rumah terdampak banjir, namun yang paling parah menggenangi akses jalan.
"Keranda jenazah diseberangkan saat banjir itu inisiatif warga. Akses jalan menuju makam memang banjirnya sangat dalam," kata dia.
Menurut Siswanto, banjir di sana berangsur surut pada Jumat (15/3/2024) malam dan kendaraan sudah diperkenankan melintas pada Sabtu (16/3/2024).
"Saat ini sudah surut total," pungkas Siswanto.
Baca juga: 4 Kecamatan di Semarang Masih Terendam Banjir, Jalan Raya Kaligawe Sudah Bisa Dilalui Truk Besar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.