KOMPAS.com - Sebuah video yang merekam sopir bus antar jemput anak sekolah di daerah perkampungan menggunakan bus gratis, viral di media sosial.
Video tersebut merekam aktivitas sopir bus yang melewati jalan-jalan di kampung dan anak-anak yang tampak menunggu di pinggir jalan.
Tak hanya memperlihatkan suasana yang asri di pedesaan, interaksi antara operator bus dan anak-anak sekolah mencuri perhatian warganet.
Sang sopir terekam menyapa anak-anak dan mengajaknya berbincang dengan menggunakan bahasa Jawa.
Para anak-anak itu menjawab dengan sopan dan mengucapkan terima kasih sebelum turun dari bus saat sampai tujuan
Video tersebut diunggah oleh Yogi Karniawan (30), pegawai Dinas Perhubungan Wonogiri yang bertugas mengoperasikan bus sekolah gratis milik Pemerintah Kabupaten Wonogori.
Dalam video yang diunggahnya itu, Yogi tak hanya sekedar mengantar anak-anak itu ke sekolah. Ia juga mengajak anak-anak itu bercengkrama dengan pertanyaan sederhana.
"Tanya sampun sarapan dereng (sudah sarapan belum), tanya kegiatan di sekolah juga," ujarnya, kepada TribunSolo.com, Kamis (14/3/2024).
Yogi adalah pegawai kontrak Dishub Wonogiri sejak tahun 2017. Awalnya dia bertugas sebagai kondektur. Namun sejak 2022, ia mulia ditugaskan sebagai sopir.
Warga Desa Nambangan, Kecamatan Selogiri bercerita ia bertugas setiap tiga hari dalam sepekan.
Baca juga: Operasi Pekat di Wonogiri, 22 Pasangan Tak Resmi Diamankan
Saat bertugas, Yogi didampingi satu kondektur yang membantu para siswa menyeberang dan naik turun bus.
Hal tersebut diungkapkan Yogi saat diwawancarai pada Kamis (14/3/2024).
"Kalau Ramadan berangkat 06.30 WIB. Jadi ada dua sopir dan dua kondektur. Bergantian tiga hari dalam satu minggu. Senin sampai Sabtu. Kondektur bertugas membantu menyebrang dan naik-turun anak," ujarnya.
Dalam sehari, anak-anak yang menggunakan jasa bus sekolah gratis itu mencapai 20-30 anak yang terdiri dari siswa TK hingga SMK.
Rutenya, mulai dari Kantor Dishub Wonogiri ke Lingkungan Seneng, Kelurahan Giriwono. Menurut Yogi, tidak ada akses transportasi umum ke sana sehingga wilayah tersebut menjadi prioritas.
Baca juga: DBD Makan Korban di Wonogiri, 43 Kasus, 3 Orang Meninggal