Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Tinggi di Sumbawa, Kapal Barang Kandas di Pantai Seliper

Kompas.com - 14/03/2024, 10:12 WIB
Susi Gustiana,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SUMBAWA, KOMPAS.com - Cuaca ekstrem dan gelombang laut tinggi terjadi di pesisir utara Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Rabu (13/3/2024).

Akibatnya, Kapal Galatia 05 kandas di Pantai Seliper Ate, Kecamatan Labuhan Badas. Kapal muatan barang dan minyak ini menjadi tontonan warga sekitar.

Selain itu, cuaca ekstrem juga menyebabkan nelayan tidak bisa melaut dan puluhan warung makan dan kios di sepanjang Pantai Jempol, Labuhan Sumbawa, terpaksa tutup selama seminggu terakhir karena tidak aman untuk berjualan.

Baca juga: Banjir Bandang di Sumbawa, Sejumlah Jembatan dan Jalan Rusak

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbawa, Rusdianto mengatakan, cuaca ekstrem berupa angin kencang, gelombang tinggi dan banjir rob terjadi di wilayah pesisir Kabupaten Sumbawa sejak beberapa hari terakhir.

“Benar, bencana angin kencang dan gelombang tinggi terjadi di pesisir Kabupaten Sumbawa. Dampaknya, ada satu kapal kandas di Pantai Seliper Ate karena dihantam gelombang tinggi,” kata Rusdianto, Kamis (14/3/2024).

Ia menyebutkan, pendataan masih terus dilakukan untuk memantau dampak cuaca ekstrem bagi permukiman dan fasilitas publik.

Baca juga: Kronologi 2 Pesawat Wings Air Gagal Mendarat di Sumbawa karena Cuaca Buruk

Warga berhenti berjualan

Berdasarkan pantauan Kompas.com pada Kamis (14/3/2024) pagi, gelombang tinggi yang disertai dengan angin kencang menyebabkan para pemilik kios dan warung makan enggan membuka usahanya.

Air laut yang membanjiri kios dan warung di bibir pantai membuat mereka tidak dapat berjualan dengan aman.

Masnah (42), warga sekitar, menyatakan, sejak satu minggu terakhir mereka tidak bisa berjualan karena kondisi cuaca yang tidak bersahabat.

Biasanya warung makan di pantai ini selalu ramai dikunjungi pada malam hari apalagi saat bulan Ramadhan, tetapi karena badai ini, mereka terpaksa tutup lantaran takut air masuk ke kios dan angin kencang.

“Iya, sudah satu minggu kami tidak bisa jualan. Pasalnya, angin kencang dan gelombang tinggi," kata Masnah.

Jupri (43), warga lainnya, mengungkapkan, situasi ini sudah berlangsung selama satu minggu, tetapi menjadi semakin parah dalam tiga hari terakhir.

“Kami tidak bisa melaut. Pendapatan kami menurun drastis,” kata Jupri.

Ia hanya bisa pasrah sembari berdoa semoga cuaca kembali normal seperti semula.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Ungkap Kasus Wanita Tewas di Kampar, Ternyata Dibunuh Mantan Suaminya karena Perselingkuhan

Polisi Ungkap Kasus Wanita Tewas di Kampar, Ternyata Dibunuh Mantan Suaminya karena Perselingkuhan

Regional
Bangka Belitung Rekrut 235 Anggota PPK, Digaji Rp 2,5 Juta

Bangka Belitung Rekrut 235 Anggota PPK, Digaji Rp 2,5 Juta

Regional
Korupsi 200 Ton Beras, Eks Wali Kota Tual Ditahan Polisi

Korupsi 200 Ton Beras, Eks Wali Kota Tual Ditahan Polisi

Regional
Sekda Maluku Sadli Ie Ditunjuk Jadi Pj Gubernur, Gantikan Murad yang Habis Masa Jabatan

Sekda Maluku Sadli Ie Ditunjuk Jadi Pj Gubernur, Gantikan Murad yang Habis Masa Jabatan

Regional
Kapal Belum Masuk, Harga Bawang Putih di Ambon Tembus Rp 50.000 Per Kg

Kapal Belum Masuk, Harga Bawang Putih di Ambon Tembus Rp 50.000 Per Kg

Regional
Pemkot Magelang Punya Layanan Sedot Tinja, Berikut Tarif dan Cara Pakai Jasanya

Pemkot Magelang Punya Layanan Sedot Tinja, Berikut Tarif dan Cara Pakai Jasanya

Regional
Penembak Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Ditangkap

Penembak Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Ditangkap

Regional
390 Kg Daging Celeng Diselundupkan ke Bekasi, Disembunyikan Dalam Truk Pengangkut Besi

390 Kg Daging Celeng Diselundupkan ke Bekasi, Disembunyikan Dalam Truk Pengangkut Besi

Regional
Kasus Adik Aniaya Kakak hingga Tewas di Klaten, Polisi: Tunggu Hasil Observasi

Kasus Adik Aniaya Kakak hingga Tewas di Klaten, Polisi: Tunggu Hasil Observasi

Regional
MGPA Beri Harga Khusus Tiket MotoGP Mandalika Selama Periode 'Early Bird'

MGPA Beri Harga Khusus Tiket MotoGP Mandalika Selama Periode "Early Bird"

Regional
Usung Luqman Hakim pada Pilkada Salatiga, PKB Buka Pendaftaran untuk Cari Wakilnya

Usung Luqman Hakim pada Pilkada Salatiga, PKB Buka Pendaftaran untuk Cari Wakilnya

Regional
Gempa M 4,7 di Boalemo Dipicu Aktivitas Lempeng Laut Sulawesi Utara

Gempa M 4,7 di Boalemo Dipicu Aktivitas Lempeng Laut Sulawesi Utara

Regional
Direktur PT Info Solusi Net Ditahan, 'Mark Up' Harga Langganan Internet Desa di Muba, Kerugian Negara Rp 27 Miliar

Direktur PT Info Solusi Net Ditahan, "Mark Up" Harga Langganan Internet Desa di Muba, Kerugian Negara Rp 27 Miliar

Regional
Mayat yang Ditemukan di Trotoar Simpang Sentul Bogor Diduga Korban Tawuran, Ditemukan Luka Sobek di Punggung

Mayat yang Ditemukan di Trotoar Simpang Sentul Bogor Diduga Korban Tawuran, Ditemukan Luka Sobek di Punggung

Regional
Pergerakan Tanah di Cianjur Meluas, 2 Kampung Diungsikan

Pergerakan Tanah di Cianjur Meluas, 2 Kampung Diungsikan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com