Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kolaborasi Transmigran Jawa dan Gorontalo Membangun Jaringan Air Bersih di Tepi Hutan SM Nantu

Kompas.com - 09/03/2024, 16:52 WIB
Rosyid A Azhar ,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Bagi para transmigran yang menjalani hidup di daerah yang baru dibuka, tantangan yang berat adalah minimnya infrastruktur di lokasi permukiman.

Kondisi ini juga dialami para transmigran dari Jawa di Satuan Permukiman (SP) 3 Desa Saritani Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo.

Salah satu yang dihadapi adalah ketersediaan air bersih. Permukiman transmigrasi ini termasuk berada jauh di pedalaman, tepatnya di tepi suaka margasatwa (SM) Nantu.

Untuk menuju lokasi ini dari pusat kecamatan, bisa dilalui dengan kendaraan roda dua atau roda empat, namun jika cuaca hujan, bisa saja tidak bisa ditembus.

Baca juga: 13 Tahun Penantian, Ratusan Transmigran di Nunukan Tagih Janji Hak Lahan

Jalan masih menjadi kendala meskipun Pemerintah Kabupaten Boalemo telah mengaspal mulus sebagian ruas jalan di Saritani.

Buruknya transportasi ini menyebabkan harga komoditas pertanian anjlok, bahkan sesisir pisang gapi (barangan) yang terbaik dihargai Rp 2.000, yang dianggap tidak bagus ditinggal di kebun, demikian juga dengan komoditas lain.

Meski permukiman mereka berada dekat hutan, namun ketersediaan air tidak selalu ada.

Di beberapa rumah yang dibangun pemerintah dilengkapi dengan sumur namun tidak berisi air bersih, dasarnya disemen, karena fungsi sumur ini sebagai penampung air hujan.

Hampir semua warga memiliki tong warna biru, setiap kepala keluarga mendapat jatah 3 tong.

Wadah ini digunakan untuk menampung air jika hujan tiba. Namun tidak selalu ada hujan.

Sejumlah warga mengaku mencari air di sungai dengan membawa jeriken jika beberapa hari tidak turun hujan.

Kondisi ini dilakoni sudah beberapa tahun, hingga warga menemukan solusi untuk mengatasi kekurangan air bersih ini.

Baca juga: Mengenal Taman Purbakala Pugung Raharjo, “Piramida” yang Tidak Sengaja Ditemukan oleh Transmigran

“Kalau dulu kami menampung air hujan dengan ember biru, setiap rumah mendapat pembagian dari pemerintah. Kalau hujan berarti ada persediaan, namun jika beberapa hari tidak hujan kami terpaksa mencari air di Sungai,” kata Irmanto, salah seorang warga transmigran.

Kehadiran air bersih di kawasan transmigrasi ini memang sangat dibutuhkan. Air menjadi kebutuhan pokok yang harus ada setiap hari.

Air bersih tidak semata-mata hadir dengan sendirinya di kawasan permukiman transmigrasi ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com