Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kolaborasi Transmigran Jawa dan Gorontalo Membangun Jaringan Air Bersih di Tepi Hutan SM Nantu

Kompas.com - 09/03/2024, 16:52 WIB
Rosyid A Azhar ,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

"Distribusi air ini sama sekali tidak menggunakan pompa listrik, ini murni gaya gravitasi."

"Akibatnya ada warga yang tidak kebagian air jika di blok lain membuka kran bukan pada waktu gilirannya,” ujar Vial.

Masalah ini berlangsung berhari-hari hingga membuat pening para pengurus Marsudi Lestantun. Warga tidak ada yang mengalah, semuanya ingin mendapatkan air yang lebih banyak setiap hari.

Baca juga: Semangat Transmigran Daerah Terisolasi di Gorontalo, Buat Sekolah Kampung, Raih Ijazah dengan Kejar Paket

Namun di tengah keributan memperebutkan air dan kebuntuan mencari solusinya, muncullah gagasan yang tak terduga dari sejumlah perempuan. Mereka mendatangi rumah Vial.

“Ada ibu-ibu yang datang, mereka bilang serahkan pada kami urusan pembagian air. Karena kamilah yang tahu kapan dan seberapa banyak tiap keluarga menggunakan air,” kata Vial yang menirukan ucapan sejumlah perempuan.

Akhirnya dibentuklah pengurus air yang semuanya adalah perempuan. Pengurus air ini bertahan sampai saat ini.

Para perempuan desa ini mengatur buka-tutup air di setiap blok agar semua blok permukiman terlayani.

“Kalau ada pipa yang tersumbat, kami kaum lelaki yang disuruh mengecek di sepanjang jalur pipa, tidak peduli siang atau malam. Kadang-kadang ada sambungan pipa yang terlepas atau ada sumbatan lumpur,” ujar Vial.

Untuk mendapatkan air bersih ini warga bersepakat urunan bulanan Rp 10.000. Uang ini digunakan untuk membiayai operasional jaringan air, seperti penggantian pipa yang rusak atau lainnya.

Kemampuan warga transmigran mengelola air bersih di tengah minimnya infrastruktur ini tidak lepas dari program global environment facility small grants programme (GEF SGP) Indonesia.

Baca juga: Tangis dan Tawa Transmigran Bedhol Desa yang Pulang Kampung Halaman, Saksikan Rumahnya Sudah Jadi Waduk dan Obyek Wisata

Pemberdayaan dan kemandirian para petani dibentuk melalui pendampingan yang dilakukan oleh Agraria Institute Gorontalo, sebuah lembaga lokal yang mendapat dukungan pendanaan kecil dari GEF SGP.

Penggerak lembaga ini adalah Sugeng Sutrisno seorang fasilitator dan pengorganisir masyarakat yang pengabdikan diri hingga akhir hayatnya.

Melalui kemitraannya, GEF SGP, Agraria Institute dan para petani di desa penyangga kawasan konservasi SM Nantu ini mampu mengembangkan budaya pertanian yang ramah lingkungan, termasuk mempertahankan kearifan lokal yang masih bertahan di tengah masyarakat.

Salah satu yang harus dijaga selamanya adalah hutan Pabuto tempat air bersih ini berasal.

Warga sadar dari hutan inilah air mengalir sepanjang tahun hingga ke dalam rumah mereka.

Berkah ini yang terus disyukuri dengan cara merawat hutan agar air terus mengalir memberi dukungan kehidupan semua warga, juga satwa dan tanaman.

Yang menarik lagi adalah di SP 3 ini tidak semua transmigran berasal dari pulau jawa, ada petani warga Gorontalo dan juga peranakan Jawa sebagai transmigran lokal.

“Jangan heran jika ada orang jawa mampu berbicara bahasa Gorontalo atau orang Gorontalo fasih ngomong Jawa." 

"Komunikasi seperti ini juga terjadi saat membangun jaringan pipa air bersih, pokoknya kami Indonesia banget,” kata Vial sambil tersenyum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dimassa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dimassa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com