Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Tahun Digaji Tak Sesuai, 5 TKI Ilegal Kabur dari Malaysia Lewat Krayan

Kompas.com - 07/03/2024, 13:57 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Lima orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) illegal, masing masing, Wilhelmus Matius (58), Pirmansa Paleon (42), Servasius Lule (44), Tamex Steven Emanuel (19), dan perempuan bernama Fransiska Toji (40), kabur dari perkebunan kelapa sawit Malaysia.

Para WNI tersebut berjalan kaki melewati jalur hutan Ba’kelalan Malaysia dan keluar di wilayah dataran tinggi Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara, Selasa (5/3/2024).

Baca juga: Penangkapan 130 TKI Ilegal karena Dituduh Mendirikan Perkampungan Tanpa Izin di Malaysia

"Bersama mereka ada satu anak laki-laki berusia empat tahun. Mereka masuk melalui perlintasan Ba'kelalan, Malaysia-Long Midang, Indonesia. Menjalani pemeriksaan oleh Satgas Pamtas RI–Malaysia di Pos Gabma Long Midang dan selanjutnya kita periksa di Pos Ceck Point Imigrasi Long Midang, Krayan," ujar Kasi Intel dan Penindakan Keimigrasian (Kasinteldakim) Kantor Imigrasi Nunukan, Reza Pahlevi, dihubungi, Kamis (7/3/2024).

Dari wawancara yang dilakukan, para TKI tersebut berasal dari kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Para WNI mengaku masuk Malaysia melalui jalan tikus di Pulau Sebatik, pada tahun 2018.

"Di Malaysia, mereka bekerja sebagai buruh penombak kelapa sawit. Dan kelimanya tiba dengan membawa dokumen yaitu, KTP dan Paspor," jelas Reza.

Adapun alasan mereka kabur dari perkebunan kelapa sawit Malaysia, karena para WNI mengeluhkan beban kerja dan gaji yang tidak sesuai.

Sementara ini, para WNI tinggal di rumah salah satu kerabatnya, Vincensius, di Long Kei'wan, Krayan.

Mereka menumpang di rumah kerabatnya, sembari pesawat rute Krayan-Tarakan.

Baca juga: Kapal Pengangkut 8 TKI Ilegal dari Malaysia Ditangkap di Riau

Dari Kota Tarakan, mereka akan melanjutkan perjalanan menuju kampung halamannya, di Maumere, Nusa Tenggara Timur secara mandiri.

Reza menegaskan, lingkungan luar negeri adalah dunia yang sama sekali berbeda dengan negara kita tercinta.

"Jadi, tolak jika ada tawaran menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) Non Prosedural dengan iming-iming penghasilan besar atau apapun. Lakukan pengurusan perizinan dan persyaratan sesuai prosedur yang berlaku untuk menghindari kasus kasus seperti ini," imbau Reza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Regional
Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com