KOMPAS.com – Sungguh hebat perjuangan Maria Mamu. Di tengah upaya melawan penykit gondok yang dideritanya, wanita 64 tahun ini tak lelah bekerja memenuhi kebutuhan hidup dan pendidikan anak-anaknya.
Maria Mamu berasal dari Kampung Satar Mata, Desa Gunung, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Ia sudah menderita penyakit gondok selama 36. Selama itu pula Maria Mamu tak kenal lelah bekerja menghidupi anak-anaknya.
“Saya terus berjuang dengan penyakit gondok di bagian leher yang terus membesar."
Baca juga: Terima Donasi Pembaca Kompas.com, Ibu 4 Anak di Sikka Ucapkan Terima Kasih
UPDATE : Kompas.com membuka kesempatan para pembaca untuk dapat meringankan penderitaan kisahnya. Dengan cara berdonasi klik di sini.
"Saya menahan rasa sakit di bagian tenggorokan, kesulitan bernapas, susah menelan makanan dan minuman."
"Tetapi saya tetap bekerja di kebun ladang demi memenuhi kebutuhan makan minum serta membiayai pendidikan anak-anak saya,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon selulernya, Senin (4/3/2024).
Maria Mamu pun mengisahkan kehidupannya hingga ia menderita penyakit gondok.
Sejak gadis sampai saat menikah dengan suaminya, Antonius, ia tidak pernah mengalami sakit di lehernya dan waktu itu keadaanya biasa -biasa saja.
Maria Mamu pun merasa baik-baik saja sejak melahirkan anak sulung hingga anak ketiga. Tak ada keluhan di leher atau tenggorokan.
Namun keadaan mulai berubah pada tahun 1990 ketika ia mengandung anak keempat.
Maria Mamu mulai mengeluh sakit yang dirasakan di lehernya setelah melahirkan putri bungsunya tersebut.
Puncak rasa sakit terjadi saat putrinya berusia satu tahun. Kala itu Maria Mamu menjerit karena rasa sakit di tenggorokan.
Ia merasa seperti ada biji kacang di tenggorokan. Lama kelamaan "biji" itu semakin berkembang dan Maria Mamu tidak pernah mengetahui itu adalah awal penyakit gondok.
“Tahun berganti tahun kondisinya semakin besar. Kalau mama Mamu batuk dan mengeluarkan dahak, terkadang rasanya lega."